Keunggulan Kamera “Mirrorless”

Munculnya kamera fotografi mirrorless menambah varian teknologi yang mempermudah kita untuk mengabadikan aktivitas ke dalam gambar foto. Jangankan gambar foto, kamera-kamera yang tadinya hanya bisa membuat gambar foto yang relatif diam, kini juga bisa membantu kita untuk mengabadikan gambar gerak secara video.

Kamu juga mungkin sudah banyak menggunakan kamera tipe ini. Kamera mirrorless kini memang sudah populer. Penggunanya muncul dari banyak kalangan, terutama kalangan traveller dan remaja yang hobi vlog. 

Apa itu kamera mirrorless?

Secara sederhana, sesuai namanya kamera mirrorless adalah kamera yang menghilangkan komponen cermin dalam sistem mekanisnya. Mari kita lihat ilustrasi berikut:

DSLR-Diagram
http://www.accessola2.com/olita/insideolita/wordpress/?cat=2

Nah, coba kamu lihat tanda panah merah di atas, menunjuk pada komponen cermin yang biasa melengkapi sistem fotografi pada kamera-kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect). Ketika cahaya masuk ke dalam kamera, untuk dapat dipantulkan menuju jendela bidik (view finder), diperlukan komponen cermin. Lalu, bagaimana pada kamera mirrorless yang tanpa cermin ini? kita lihat ilustrasi ke dua berikut:

cameras_lightpath
http://www.crutchfield.com/S-8s4cnPUQFaq/learn/compact-system-camera-buying-guide.html

Bisa dilihat, perjalanan cahaya dari luar menuju kamera, pada kamera mirrorless langsung menuju sensor, berbeda dengan kamera DSLR biasa. Meskipun pada beberapa merk kamera mirrorless mempunyai fitur jendela bidik, tetap saja berbeda dengan kamera biasa. Jendela bidiknya secara elektronik atau digital yang dikenal dengan sebutan Electronic View Finder. Sederhananya, jendela bidik pada kamera ini menggunakan LCD sama seperti pada monitor untuk live view, hanya ukurannya lebih kecil.

Kelebihan Kamera Mirrorless

Bagi saya, kamera jenis ini adalah kamera yang menggabungkan sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh kamera saku (pocket) dan kamera DSLR. Kamera saku mempunyai keunggulan dari ukurannya yang kecil dan ringan sehingga memudahkan fotografer untuk membawanya kemanapun dengan medan apapun. Selain itu, kamera saku juga dikenal dengan fitur-fitur otomatis yang menyesuaikan banyak situasi. Fitur-fitur itu pasti sangat memudahkan fotografer untuk melakukan penyetingan kamera secara cepat, sehingga tidak kehilangan moment. 

Kamera tanpa cermin ini juga mengadopsi keunggulan dari kamera DSLR yang lebih canggih daripada kamera saku. Misalnya gambar yang dihasilkan DSLR mempunyai kualitas jauh lebih baik dari kamera saku. Ia juga bisa menggonta-ganti lensa sesuai dengan kebutuhan pemotretan. Sehingga variasi jarak jangkau dan diafragma lensa lebih luas.

Untuk kebutuhan video, juga sangat memudahkan. Beberapa kamera mirrorless dilengkapi dengan LCD yang bisa dilipat sesuai kebutuhan, sehingga kamu tidak perlu tiarap ketika pengambilan gambar secara low angle.

41zYf6o2JPL
https://www.amazon.com/Sony-16-50mm-Mirrorless-Digital-Camera/dp/B00MHPAFAG

Untuk kebutuhan suara pada beberapa kamera ini dapat ditambahkan microphone eksternal, sehingga menghasilkan kualitas suara yang bagus.

0010288_Rode VideoMic Go (2)
http://shop.reddotphoto.com.sg/en/Rode-VideoMic-GO-microphone-for-DSLR–mirrorless-camera-system

Jadi, dari uraian ini saya kira cukup tergambar mengapa kamera mirrorless lumayan naik daun. Karena kamera ini menjawab kekurangan yang ada di kamera saku dan kamera DSLR, mudah-mudahan penjelasannya bisa bermanfaat.

Mitos Shutter Count pada Kamera SLR

Diskusi soal shutter count (sc) pada kamera SLR, saya kira topik ini heboh di kalangan fotografer yang ingin menggunakan kamera dengan jangka waktu lama, atau fotografer yang sedang mencari unit kamera bekas pakai alias second. Mengapa fotografer perlu mengetahui sc, katanya sc adalah indikator yang menentukan umur pakai sebuah kamera.

Pertama-tama saya akan berangkat dari apa itu sc. Sc atau kalau diartikan dalam bahasa Indoesia adalah fitur yang dapat menghitung secara otomatis pergerakkan shutter (rana) pada kamera SLR kamu. Dengan kata lain, alat ini dapat memberitahu kamu sudah berapa kali kamera itu membuat foto. Kita lihat ilustrasi berikut ini.

nikond410fps
http://petapixel101.rssing.com/chan-8476025/all_p1.html

Apa yang kamu lihat adalah aktivitas kamera ketika membuat foto atau memotret. Saat kamu tekan tombol ranaotomatis akan mengaktifkan mekanik yang ada di dalam kamera, yakni mengangkat cermin dan membuka rana, sehingga cahaya yang dipantulkan oleh objek diteruskan ke dalam film atau sensor kamera, dan akhirnya gambar foto terbentuk. Nah, aktivitas membuka dan menutup rana inilah yang dihitung oleh sc.

Dengan mengetahui jumlah sc, maka kamu akan mengetahui berapa kali rana telah membuka dan menutup, dan sudah berapa foto yang telah dihasilkan oleh kamera tersebut.

Asal usul sc

Dalam sejumlah diskusi, dan fotografer gaek Arbain Rambey sempat menjelaskan bagaimana sc bisa menjadi indikator untuk mengetahui umur sebuah kamera SLR. Jadi, saat era kamera konvensonal dulu atau kamera film atau sering disebut juga kamera analog. Bagian mekanik yang paling rentan pada kamera ini adalah bagian rana. Karena rana adalah bagian yang paling banyak bergerak.

Beberapa perusahaan kamera SLR juga melakukan tes uji kelaikan sebuah kamera dengan melihat daya tahan rana pada kamera tersebut. Berapa kali rana bisa membuka tutup dalam keadaan baik.

Konon katanya, cara melakukan tes ini, sebuah perusahaan memasang 3 hingga 5 kamera dengan merek dan tipe yang sama. kamera-kamera tersebut kemudian dihitung berapa jumlah rata-rata aktivitas rana bisa berfungsi secara baik. Nah, jumlah inilah yang kemudian menjadi indikator umur sebuah kamera. Misalnya kamera Nikon D3 diklaim akan rusak setelah membuat foto dengan jumlah 704,487.6 buah. Hasil tersebut, berdasarkan dari perhitungan sc.

Sc memengaruhi usia kamera SLR?

Nah, ini dia inti dari topik tulisan ini, pertanyaannya adalah apakah benar umur kamera hanya ditentukan oleh jumlah sc? Bagi saya, sc cukup berpengaruh di era kamera konvensional. Karena, di era ini seperti yang sudah disinggung di atas, bagian yang paling rentan adalah rana, maka, kita bisa mengira-ngira umur pakai kamera dari jumlah sc. Tapi, ini pun hanya untuk mengira-ngira saja, sebagai bentuk ilmiah dari pendefinisian kualitas kamera. Karena ternyata banyak juga ditemukan kasus melesetnya perhitungan waktu pemakaian kamera. Banyak sekali fotografer yang mengaku kameranya masih dapat digunakan dengan baik, meskipun jumlah sc sudah jauh melampaui batas yang diklaim perusahaan.

Sekarang, di era digital, menurut saya sc sudah tidak bisa lagi dijadikan satu-satunya rujukan untuk memastikan umur pakai kamera. Kamera SLR digital terlalu banyak mekanik yang tidak kalah rentan dari rana. Misalnya, perangkat elektronik yang terdapat pada kamera tersebut. Berdasarkan ceramah Arbain dalam sebuah seminar fotografi, peralatan elektronik termasuk kamera DSLR mempunyai masa pakai dengan waktu tertentu, yakni sekitar 5 hingga 6 tahun, baik digunakan atau tidak. Meskipun tidak tertulis, menurutnya, hal ini sudah ia buktikan di tempat penyimpanan kamera di kantornya. Jadi ada faktor lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan ketika melihat umur masa pakai kamera.

Apa yang harus dilakukan?

Sebetulnya, ya kamu bebas-bebas saja mau menentukan pertimbangan apa ketika memilih kamera terkait soal umur pakai kamera. saya kira sc masih bisa digunakan untuk melihat umur pakai sebuah kamera, terutama bagi fotografer yang mencari kamera-kamera bekas pakai orang lain. Namun selain sc, ada baiknya kalau kamu punya bahan pertimbangan lain, seperti berikut:

  • Membeli dari kawan

Saya kira membeli kamera dari kawan adalah pertimbangan pertama yang paling tepat. Biasanya kawan tak pernah menipu, kalau yang menipu ya berarti bukan kawan. kamu jangan salah mengartikan, hehe

  • Riset harga pasaran

Mencari tahu harga di pasaran dari kamera bekas yang akan dibeli. Jangan sampai kita membeli terlalu mahal dari harga pasaran.

  • Membeli kamera DSLR bekas dengan umur di bawah 5 tahun dari tahun produksi

Seperti yang sudah disinggung di atas, barang elektronik punya batas waktu pakai. Walaupun harga jualnya hanya satu juta, tapi kamera hanya bisa dipakai setahun saja dengan kualitas gambar yang tidak terlalu bagus, tetep sayang kan uangnya.

  • Melihat latar belakang penjual

Ini juga salah satu pertimbangan penting, latar belakang penjual sangat menentukkan kualitas kamera. Membeli kamera dari ibu-ibu yang ga ngerti kamera dengan membeli dari fotografer profesional pasti beda kan.

  • Bertanya mengapa penjual menjual kameranya

Terkadang ini persoalan sepele, tapi ada baiknya ditanyakan juga. Jawaban pengen upgrade kamera dengan jawaban dijual karena butuh uang, ini juga membedakan kualitas kamera.

  • Memastikan riwayat kamera

Ini adalah pertanyaan penting, riwayat kamera ini terkait sudah berapa lama penjual menggunakan kamera, digunakan untuk kegiatan apa saja, kamera ini sudah berapa tangan yang menggunakan dan lain-lain

  • Periksa detil kecacatan kamera

Jangan lupa untuk memeriksa detil kecacatan kamera, misalnya batrenya sudah drop atau belum, goresan-goresan yang ada di badan kamera, lensanya sudah terlihat jamur atau belum.

Nah, semoga bisa membantu kamu bagaimana mempertimbangkan pemilihan kamera, terutama kamera bekas selain dari sc.

Pilih Canon atau Nikon?

Sesuai judulnya, lebih asyik canon atau nikon? ini memang menjadi pertanyaan dasar bagi para fotografer dalam memotret. Khususnya bagi fotografer pemula, “lebih bagus mana bang, canon atau nikon?”

http://whichcamerashouldibuy.org/canon-vs-nikon/

Bagi saya, pemilihan merk kamera antara canon atau nikon seolah menjadi sebuah “perang” pendapat antar fotografer yang tak pernah ada ujungnya. Seperti debat antar pemeluk agama, misalnya pemeluk agama kristen dengan islam. Lebih bagus mana, islam atau kristen? Atau perumpamaan yang lain misalnya, dalam hal makanan. Kamu lebih suka makan bakso tahu atau siomay? Nah, coba jawab sendiri.

Kamu yang beragama kristen, mengapa memeluk agama itu, atau kamu yang beragama islam, mengapa tidak memeluk agama kristen atau hindu atau budha dan seterusnya. sama juga pada hal makanan, mengapa kamu makan siomay, atau kok kamu lebih suka bakso tahu?

Jawaban dari kedua pertanyaan di atas, menurut saya bisa menjawab pertanyaan mengenai pemilihan kamera antara merek nikon atau canon. Jawabannya adalah bergantung pada selera dan kebutuhan kamu dalam membuat foto. Mau foto yang punya karakter seperti apa yang kamu cari? Dan kamera seperti apa yang bisa memenuhi kebutuhan kamu itu?

Namun untuk pemula, saya akan urutkan tiga pertanyaan penting berdasarkan prioritasnya atau apa sih pertanyaan yang harus kamu dahulukan ketika memlih kamera. Mudah-mudahan bisa membantu ya.

  • Temen-temen kamu menggunakan kamera apa, nikon atau canon?

Pertanyaan pertama pasti yang berkaitan dengan komunitas atau teman-teman bermain kamu, mereka menggunakan kamera apa. Dengan menggunakan merek kamera yang sama, memungkinkan kamu untuk saling bertukar pikiran, diskusi bagaimana mengoptimalkan fitur-fitur dalam kamera. Selain itu, kamu juga bisa saling tukar pinjam kamera, lensa dan aksesorisnya, sehingga pengetahuan kamu soal kamera yang kamu beli bertambah tanpa harus membeli. Seandainya mereka menggunakan banyak merek kamera, misalnya dalam satu komunitas, anggotanya menggunakan multi kamera, ada yang nikon, canon, fuji, pentax, olympus dan lain-lain. Justru lebih bagus, kamu bakal punya perbandingan yang lebih luas mengenai pemilihan merek kamera.

  • Berapa budget atau biaya yang kamu punya?

Ke dua, baru bicara soal biaya. Berapa banyak uang yang kamu punya untuk membeli kamera? ini juga tak kalah penting. Uang yang kamu punya, sedikit banyak akan memengaruhi keputusan membeli kamera.

  • Baca referensi soal kamera

Membaca atau riset atau mencari tahu tentang kamera pasti juga penting. Ga perlu terlalu dalam, biasanya mencari tahu juga terkadang tidak perlu dilakukan, karena dari poin yang pertama dan ke dua sudah bisa membatasi pencarian kamera kamu.

Semoga bisa membantu ya.