003 – Sejarah Fotografi #1

Merekam proyeksi cahaya

Fotografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, photos yang berarti cahaya dan graphos yang berarti gambar atau lukisan. Berangkat dari terminologi tersebut, maka fotografi dapat didefinisikan menjadi seni melukis atau menggambar menggunakan media cahaya.

Membicarakan masalah bagaimana awalnya fotografi dikenal, banyak sekali keterangan yang bisa kita gali dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut memberikan sejumlah informasi yang tidak jarang berlainan atau banyak versi. Namun dari banyaknya versi, ada beberapa informasi yang mempunyai pengulangan paling banyak.

Kesimpulan dari banyak informasi yang bisa didapatkan, bahwa sejarah fotografi sangatlah panjang, catatan fenomena atau peristiwa fotografi sudah dikenal manusia sebelum masehi. Dalam catatan yang dikutip harian umum Kompas di Indonesia edisi 20 Juni 2004, bahwa menurut Alma Davenport (1991), pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Ketika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong di salah satu bagian dindingnya.

http://www.christopherjames-studio.com/materials/The%20Book%20of%20Alt%20Photo%20Processes/SAMPLE%20CHAPTERS/PinholeSm.pdf
http://www.christopherjames-studio.com/materials/The%20Book%20of%20Alt%20Photo%20Processes/SAMPLE%20CHAPTERS/PinholeSm.pdf

Pada tahun 1604, fenomena ini kemudian disebut oleh Johannes Kepler dengan istilah “camera obscura“,  “camera” = kamar/ruang khusus dan “obscura” = gelap. Peralatan optik untuk memproyeksikan gambar disekitarnya ke dalam layar di ruangan gelap ini diciptakan oleh Kepler dalam bentuk tenda. Prinsip camera obscura kemudian menjadi populer di Eropa pada abad pertengahan. Berbagai disiplin ilmu menggunakan prinsip tersebut untuk tujuan masing-masing. Salah satunya ialah para seniman yang menerapkan camera obscura agar dapat menghasilkan lukisan serealistis mungkin.

http://jennlopezphoto1.weebly.com/camera-obscura-timeline.html
http://jennlopezphoto1.weebly.com/camera-obscura-timeline.html

Keunggulan Kamera “Mirrorless”

Munculnya kamera fotografi mirrorless menambah varian teknologi yang mempermudah kita untuk mengabadikan aktivitas ke dalam gambar foto. Jangankan gambar foto, kamera-kamera yang tadinya hanya bisa membuat gambar foto yang relatif diam, kini juga bisa membantu kita untuk mengabadikan gambar gerak secara video.

Kamu juga mungkin sudah banyak menggunakan kamera tipe ini. Kamera mirrorless kini memang sudah populer. Penggunanya muncul dari banyak kalangan, terutama kalangan traveller dan remaja yang hobi vlog. 

Apa itu kamera mirrorless?

Secara sederhana, sesuai namanya kamera mirrorless adalah kamera yang menghilangkan komponen cermin dalam sistem mekanisnya. Mari kita lihat ilustrasi berikut:

DSLR-Diagram
http://www.accessola2.com/olita/insideolita/wordpress/?cat=2

Nah, coba kamu lihat tanda panah merah di atas, menunjuk pada komponen cermin yang biasa melengkapi sistem fotografi pada kamera-kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect). Ketika cahaya masuk ke dalam kamera, untuk dapat dipantulkan menuju jendela bidik (view finder), diperlukan komponen cermin. Lalu, bagaimana pada kamera mirrorless yang tanpa cermin ini? kita lihat ilustrasi ke dua berikut:

cameras_lightpath
http://www.crutchfield.com/S-8s4cnPUQFaq/learn/compact-system-camera-buying-guide.html

Bisa dilihat, perjalanan cahaya dari luar menuju kamera, pada kamera mirrorless langsung menuju sensor, berbeda dengan kamera DSLR biasa. Meskipun pada beberapa merk kamera mirrorless mempunyai fitur jendela bidik, tetap saja berbeda dengan kamera biasa. Jendela bidiknya secara elektronik atau digital yang dikenal dengan sebutan Electronic View Finder. Sederhananya, jendela bidik pada kamera ini menggunakan LCD sama seperti pada monitor untuk live view, hanya ukurannya lebih kecil.

Kelebihan Kamera Mirrorless

Bagi saya, kamera jenis ini adalah kamera yang menggabungkan sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh kamera saku (pocket) dan kamera DSLR. Kamera saku mempunyai keunggulan dari ukurannya yang kecil dan ringan sehingga memudahkan fotografer untuk membawanya kemanapun dengan medan apapun. Selain itu, kamera saku juga dikenal dengan fitur-fitur otomatis yang menyesuaikan banyak situasi. Fitur-fitur itu pasti sangat memudahkan fotografer untuk melakukan penyetingan kamera secara cepat, sehingga tidak kehilangan moment. 

Kamera tanpa cermin ini juga mengadopsi keunggulan dari kamera DSLR yang lebih canggih daripada kamera saku. Misalnya gambar yang dihasilkan DSLR mempunyai kualitas jauh lebih baik dari kamera saku. Ia juga bisa menggonta-ganti lensa sesuai dengan kebutuhan pemotretan. Sehingga variasi jarak jangkau dan diafragma lensa lebih luas.

Untuk kebutuhan video, juga sangat memudahkan. Beberapa kamera mirrorless dilengkapi dengan LCD yang bisa dilipat sesuai kebutuhan, sehingga kamu tidak perlu tiarap ketika pengambilan gambar secara low angle.

41zYf6o2JPL
https://www.amazon.com/Sony-16-50mm-Mirrorless-Digital-Camera/dp/B00MHPAFAG

Untuk kebutuhan suara pada beberapa kamera ini dapat ditambahkan microphone eksternal, sehingga menghasilkan kualitas suara yang bagus.

0010288_Rode VideoMic Go (2)
http://shop.reddotphoto.com.sg/en/Rode-VideoMic-GO-microphone-for-DSLR–mirrorless-camera-system

Jadi, dari uraian ini saya kira cukup tergambar mengapa kamera mirrorless lumayan naik daun. Karena kamera ini menjawab kekurangan yang ada di kamera saku dan kamera DSLR, mudah-mudahan penjelasannya bisa bermanfaat.

Mitos Shutter Count pada Kamera SLR

Diskusi soal shutter count (sc) pada kamera SLR, saya kira topik ini heboh di kalangan fotografer yang ingin menggunakan kamera dengan jangka waktu lama, atau fotografer yang sedang mencari unit kamera bekas pakai alias second. Mengapa fotografer perlu mengetahui sc, katanya sc adalah indikator yang menentukan umur pakai sebuah kamera.

Pertama-tama saya akan berangkat dari apa itu sc. Sc atau kalau diartikan dalam bahasa Indoesia adalah fitur yang dapat menghitung secara otomatis pergerakkan shutter (rana) pada kamera SLR kamu. Dengan kata lain, alat ini dapat memberitahu kamu sudah berapa kali kamera itu membuat foto. Kita lihat ilustrasi berikut ini.

nikond410fps
http://petapixel101.rssing.com/chan-8476025/all_p1.html

Apa yang kamu lihat adalah aktivitas kamera ketika membuat foto atau memotret. Saat kamu tekan tombol ranaotomatis akan mengaktifkan mekanik yang ada di dalam kamera, yakni mengangkat cermin dan membuka rana, sehingga cahaya yang dipantulkan oleh objek diteruskan ke dalam film atau sensor kamera, dan akhirnya gambar foto terbentuk. Nah, aktivitas membuka dan menutup rana inilah yang dihitung oleh sc.

Dengan mengetahui jumlah sc, maka kamu akan mengetahui berapa kali rana telah membuka dan menutup, dan sudah berapa foto yang telah dihasilkan oleh kamera tersebut.

Asal usul sc

Dalam sejumlah diskusi, dan fotografer gaek Arbain Rambey sempat menjelaskan bagaimana sc bisa menjadi indikator untuk mengetahui umur sebuah kamera SLR. Jadi, saat era kamera konvensonal dulu atau kamera film atau sering disebut juga kamera analog. Bagian mekanik yang paling rentan pada kamera ini adalah bagian rana. Karena rana adalah bagian yang paling banyak bergerak.

Beberapa perusahaan kamera SLR juga melakukan tes uji kelaikan sebuah kamera dengan melihat daya tahan rana pada kamera tersebut. Berapa kali rana bisa membuka tutup dalam keadaan baik.

Konon katanya, cara melakukan tes ini, sebuah perusahaan memasang 3 hingga 5 kamera dengan merek dan tipe yang sama. kamera-kamera tersebut kemudian dihitung berapa jumlah rata-rata aktivitas rana bisa berfungsi secara baik. Nah, jumlah inilah yang kemudian menjadi indikator umur sebuah kamera. Misalnya kamera Nikon D3 diklaim akan rusak setelah membuat foto dengan jumlah 704,487.6 buah. Hasil tersebut, berdasarkan dari perhitungan sc.

Sc memengaruhi usia kamera SLR?

Nah, ini dia inti dari topik tulisan ini, pertanyaannya adalah apakah benar umur kamera hanya ditentukan oleh jumlah sc? Bagi saya, sc cukup berpengaruh di era kamera konvensional. Karena, di era ini seperti yang sudah disinggung di atas, bagian yang paling rentan adalah rana, maka, kita bisa mengira-ngira umur pakai kamera dari jumlah sc. Tapi, ini pun hanya untuk mengira-ngira saja, sebagai bentuk ilmiah dari pendefinisian kualitas kamera. Karena ternyata banyak juga ditemukan kasus melesetnya perhitungan waktu pemakaian kamera. Banyak sekali fotografer yang mengaku kameranya masih dapat digunakan dengan baik, meskipun jumlah sc sudah jauh melampaui batas yang diklaim perusahaan.

Sekarang, di era digital, menurut saya sc sudah tidak bisa lagi dijadikan satu-satunya rujukan untuk memastikan umur pakai kamera. Kamera SLR digital terlalu banyak mekanik yang tidak kalah rentan dari rana. Misalnya, perangkat elektronik yang terdapat pada kamera tersebut. Berdasarkan ceramah Arbain dalam sebuah seminar fotografi, peralatan elektronik termasuk kamera DSLR mempunyai masa pakai dengan waktu tertentu, yakni sekitar 5 hingga 6 tahun, baik digunakan atau tidak. Meskipun tidak tertulis, menurutnya, hal ini sudah ia buktikan di tempat penyimpanan kamera di kantornya. Jadi ada faktor lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan ketika melihat umur masa pakai kamera.

Apa yang harus dilakukan?

Sebetulnya, ya kamu bebas-bebas saja mau menentukan pertimbangan apa ketika memilih kamera terkait soal umur pakai kamera. saya kira sc masih bisa digunakan untuk melihat umur pakai sebuah kamera, terutama bagi fotografer yang mencari kamera-kamera bekas pakai orang lain. Namun selain sc, ada baiknya kalau kamu punya bahan pertimbangan lain, seperti berikut:

  • Membeli dari kawan

Saya kira membeli kamera dari kawan adalah pertimbangan pertama yang paling tepat. Biasanya kawan tak pernah menipu, kalau yang menipu ya berarti bukan kawan. kamu jangan salah mengartikan, hehe

  • Riset harga pasaran

Mencari tahu harga di pasaran dari kamera bekas yang akan dibeli. Jangan sampai kita membeli terlalu mahal dari harga pasaran.

  • Membeli kamera DSLR bekas dengan umur di bawah 5 tahun dari tahun produksi

Seperti yang sudah disinggung di atas, barang elektronik punya batas waktu pakai. Walaupun harga jualnya hanya satu juta, tapi kamera hanya bisa dipakai setahun saja dengan kualitas gambar yang tidak terlalu bagus, tetep sayang kan uangnya.

  • Melihat latar belakang penjual

Ini juga salah satu pertimbangan penting, latar belakang penjual sangat menentukkan kualitas kamera. Membeli kamera dari ibu-ibu yang ga ngerti kamera dengan membeli dari fotografer profesional pasti beda kan.

  • Bertanya mengapa penjual menjual kameranya

Terkadang ini persoalan sepele, tapi ada baiknya ditanyakan juga. Jawaban pengen upgrade kamera dengan jawaban dijual karena butuh uang, ini juga membedakan kualitas kamera.

  • Memastikan riwayat kamera

Ini adalah pertanyaan penting, riwayat kamera ini terkait sudah berapa lama penjual menggunakan kamera, digunakan untuk kegiatan apa saja, kamera ini sudah berapa tangan yang menggunakan dan lain-lain

  • Periksa detil kecacatan kamera

Jangan lupa untuk memeriksa detil kecacatan kamera, misalnya batrenya sudah drop atau belum, goresan-goresan yang ada di badan kamera, lensanya sudah terlihat jamur atau belum.

Nah, semoga bisa membantu kamu bagaimana mempertimbangkan pemilihan kamera, terutama kamera bekas selain dari sc.

Pilih Canon atau Nikon?

Sesuai judulnya, lebih asyik canon atau nikon? ini memang menjadi pertanyaan dasar bagi para fotografer dalam memotret. Khususnya bagi fotografer pemula, “lebih bagus mana bang, canon atau nikon?”

http://whichcamerashouldibuy.org/canon-vs-nikon/

Bagi saya, pemilihan merk kamera antara canon atau nikon seolah menjadi sebuah “perang” pendapat antar fotografer yang tak pernah ada ujungnya. Seperti debat antar pemeluk agama, misalnya pemeluk agama kristen dengan islam. Lebih bagus mana, islam atau kristen? Atau perumpamaan yang lain misalnya, dalam hal makanan. Kamu lebih suka makan bakso tahu atau siomay? Nah, coba jawab sendiri.

Kamu yang beragama kristen, mengapa memeluk agama itu, atau kamu yang beragama islam, mengapa tidak memeluk agama kristen atau hindu atau budha dan seterusnya. sama juga pada hal makanan, mengapa kamu makan siomay, atau kok kamu lebih suka bakso tahu?

Jawaban dari kedua pertanyaan di atas, menurut saya bisa menjawab pertanyaan mengenai pemilihan kamera antara merek nikon atau canon. Jawabannya adalah bergantung pada selera dan kebutuhan kamu dalam membuat foto. Mau foto yang punya karakter seperti apa yang kamu cari? Dan kamera seperti apa yang bisa memenuhi kebutuhan kamu itu?

Namun untuk pemula, saya akan urutkan tiga pertanyaan penting berdasarkan prioritasnya atau apa sih pertanyaan yang harus kamu dahulukan ketika memlih kamera. Mudah-mudahan bisa membantu ya.

  • Temen-temen kamu menggunakan kamera apa, nikon atau canon?

Pertanyaan pertama pasti yang berkaitan dengan komunitas atau teman-teman bermain kamu, mereka menggunakan kamera apa. Dengan menggunakan merek kamera yang sama, memungkinkan kamu untuk saling bertukar pikiran, diskusi bagaimana mengoptimalkan fitur-fitur dalam kamera. Selain itu, kamu juga bisa saling tukar pinjam kamera, lensa dan aksesorisnya, sehingga pengetahuan kamu soal kamera yang kamu beli bertambah tanpa harus membeli. Seandainya mereka menggunakan banyak merek kamera, misalnya dalam satu komunitas, anggotanya menggunakan multi kamera, ada yang nikon, canon, fuji, pentax, olympus dan lain-lain. Justru lebih bagus, kamu bakal punya perbandingan yang lebih luas mengenai pemilihan merek kamera.

  • Berapa budget atau biaya yang kamu punya?

Ke dua, baru bicara soal biaya. Berapa banyak uang yang kamu punya untuk membeli kamera? ini juga tak kalah penting. Uang yang kamu punya, sedikit banyak akan memengaruhi keputusan membeli kamera.

  • Baca referensi soal kamera

Membaca atau riset atau mencari tahu tentang kamera pasti juga penting. Ga perlu terlalu dalam, biasanya mencari tahu juga terkadang tidak perlu dilakukan, karena dari poin yang pertama dan ke dua sudah bisa membatasi pencarian kamera kamu.

Semoga bisa membantu ya.

Anatomi Kamera #4 (end)

Di bagian ini, saya akan membahas anatomi dari lensa kamera. lensa memang bagian yang terpisah dari kamera, namun pada saat penggunaan, kita pasti tidak bisa mengenyampingkan peran pentingnya dalam kegiatan fotografi. seperti apa penjelasannya, kita simak gambar berikut:

https://thedailydigi.com/how-to-pick-a-lens/anatomyoflens

Fitur yang pertama adalah filter threads, fitur ini berfungsi sebagai penyangga filter untuk lensa. Misalnya kamu mau pake filter UV atau filter ND, nah alat ini berfungsi untuk memasang filter tersebut.

Ke dua adalah focus ring, fitur ini berfungsi sebagai pengatur fokus lensa. Jadi pas kamu lagi motret dan menggunakan mode manual, focus ring lah yang kamu gunakan untuk mengatur jarak fokus lensa.

Ke tiga adalah distance scale, fitur ini adalah indikator seberapa besar jarak jangkau fokus pada lensa kamu. Ini biasanya fotografer sering ga terlalu peduli, jadi ga perlu dibahas detil ya.

Ke empat, focal length ring, fitur ini berfungsi mengatur jarak focal lensa. Sederhananya, fitur ini berfungsi untuk fasilitas zoom in dan zoom out pada lensa.

Ke lima, focal length indicator, fitur ini berfungsi sebagai indikator atau penunjuk ukuran jarak focal lensa. Nah, gambar lensa di atas angkanya adalah 70, 100, 135 dan 200, biasanya para fotografer menyebut lensa ini lensa 70-200.

Ke enam, tripod mount, fitur ini biasanya terdapat di lensa-lensa yang relatif berat dan besar. Fitur yang menghubungkan antara tripod dengan lensa. Biasanya memang tripod untuk alat penyangga kamera, namun pada lensa-lensa berat karena dikhawatirkan kamera tidak bisa menahan beratnya lensa, maka tripod digunakan untuk menyangga lensa.

Ke tujuh, lens mount, fitur ini berfungsi untuk menghubungkan lensa dengan bodi kamera.

Anatomi Kamera #3

https://digitalrelativity.com/camera-settings-basics/

Untuk kali ini, saya akan jelaskan fungsi LCD sebagai monitor pemberi info fotografer mengenai penyetelan kamera.

Pertama adalah shutter speed, ini adalah fitur untuk indikator penyetelan kecepatan shutter kamera kamu.

Ke dua, aperture, ini juga fitur untuk indikator penyetelan diafragma pada kamera kamu.

Ke tiga, Iso, sama ini juga fitur untuk indikator penyetelan indikator iso pada kamera kamu.

Ke empat, shooting mode, ini adalah fitur untuk indikator setelan mode kamera, kamu pake P atau pake M atau pake S/Tv.

Ke lima, exposure control, ini adalah fitur indikator untuk memberi tahu fotografer bahwa si objek yang akan dia foto terlalu terang atau terlalu gelap. Dengan kata lain, fitur ini bisa membantu fotografer untuk menentukan setelan kamera sebelum memotret objek.

Anatomi Kamera #2

Kali ini, di tulisan yang ke dua mengenai anatomi kamera fotografi dengan jenis dslr, akan dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami anatomi atau diagram pada kamera.

http://imgarcade.com/1/slr-camera-parts-diagram/

Ke dua, adalah tombol delete, sesuai namanya, tombol ini berfungsi untuk menghapus data atau foto yang tersimpan dalam memory card. Fitur ini punya variasi, kamu bisa menghapus foto secara satuan atau semuanya. Jadi kalau kamu tidak suka atau kurang puas sama hasil foto kamu, nah melalui fitur ini, kamu bisa hapus foto tersebut.Fitur pertama adalah image playback button, fitur ini berguna untuk menghidupkan lcd kamera dengan tujuan melihat kembali atau preview gambar yang sudah tersimpan dalam memory card.

Fitur ke tiga adalah Memory card slot, ini adalah tempat kamu untuk memasukan memory card ke kamera.

Ke empat, Magnification buttons, fitur ini berfungsi sebagai zoom, atau alat untuk memperbesar atau memperkecil gambar saat melakukan preview. Jadi karena ukuran lcd kamera relatif kecil, sehingga kamu akan sedikit kesulitan memastikan detil pada hasil foto yang dipreview, nah fitur ini bisa membantu kamu untuk melihat detil-detil pada foto.

Kemudian yang ke lima adalah dioptre adjustment, fitur ini sederhananya untuk membantu fotografer yang mempunyai penglihatan kurang normal, misalnya punya minus atau plus. Dengan fitur ini, kalau kamu yang punya mata minus, tidak perlu repot-repot menggunakan kaca mata, tinggal diatur saja menyesuaikan penglihatan kamu.

Ke enam adalah viewfinder, ini bahasa Indonesianya sering disebut jendela bidik, adalah tempat fotografer mengintip objek yang akan difoto.

Terakhir, LCD screen, fitur ini adalah monitor untuk fotografer mengontrol setting kamera, melihat kembali hasil foto dan melihat info data exif pada foto kamu. Jadi fitur ini lumayan jantung dari kamera digital slr, jaga baik-baik ya.

Saya kira cukup ya, sebetulnya untuk melihat anatomi kamera secara detil dan keseluruhan, kamu bisa melihat di buku manual kamera, tulisan ini cuma menyederhanakan saja, menyangkut hal-hal yang perlu kamu tahu saja, biar lebih cepat.

Anatomi Kamera #1

Pertama-tama, saya akan kenalkan dulu peralatan yang utama dalam fotografi, yakni tentu saja kamera. Peralatan yang tidak boleh tidak ada saat melakukan fotografi. Mudah-mudahan bisa dicerna dengan baik ya.

Kamera saat ini yang paling sering digunakan saya kira ada tiga kamera, yakni kamera saku atau pocket, kamera hp, kamera slr dan kamera mirrorless. Untuk sesi kali ini saya akan bahas kamera slr dan kamera mirrorless, sementara kamera saku dan kamera hp saya pikir lebih mudah dipahami ketika kamu ngerti soal kamera slr dan mirrorless.

Saya tidak akan bahas apa perbedaannya, karena nanti dengan mengerti anatominya masing-masing, kamu pasti bisa bedakan. Kita mulai dari kamera slr dulu ya, kamera slr merupakan singkatan dari kamera single lens reflect. Disebut demikian karena kamera ini menggunakan satu lensa.

http://www.digitalcameraworld.com/2014/06/24/canon-vs-nikon-the-dslr-comparison-youve-been-waiting-for/3/

Nah, jika kamu membeli kamera, pasti kamu dihadapkan pada dua pilihan. Pertama, kamu mau beli kamera secara satuan, yakni body-nya saja atau lensa-nya saja. Ke dua, kamu bisa beli kamera secara satu set atau populer dengan sebutan “kit”, yakni dalam sekali pembelian, kamu sudah dapat kamera lengkap dengan lensanya. Dengan kata lain, satu set peralatan kamera untuk fotografi terdiri dari body kamera dan lensa kamera.

http://gallerily.com/gallery/35mm+camera+diagram/10

Setelah cari-cari di mbah google, saya kira gambar ini yang paling mudah dimengerti. Kita mulai dari bagian depan dulu ya, sebetulnya banyak sekali fitur pada body kamera, tapi saya akan persingkat aja biar lebih praktis.

Fitur yang pertama adalah tombol shutter, bagian ini adalah fitur yang berfungsi untuk membuka shutter dalam kamera. Intinya, kalau kamu sudah yakin sama komposisi objek yang dibidik, maka kamu langsung menekan tombol ini untuk memotret objek tersebut.

Pada kamera slr, tombol shutter mempunyai dua fungsi, yang pertama kalo ditekan secara penuh maka dia berfungsi mengambil gambar dan yang ke dua kalau ditekan setengah maka akan berfungsi untuk memastikan fokus lensa.

Fitur yang ke dua adalah grip, bagian ini berfungsi untuk membuat pegangan kamu ke kamera lebih nyaman, terbuat dari karet sehingga bisa menguatkan pegangan kamu ke kamera.

Ke tiga adalah fitur lens release button, fitur ini berfungsi untuk tombol melepas dan menyambungkan lensa kamera ke body kamera.

Ke empat, Image sensor, bagian ini berfungsi sebagai alat untuk memotret gambar yang kamu potret. Di sinilah objek dirubah secara digital menjadi gambar. Kalau di antara kamu ada yang masih ingat pada kamera analog, ia menggunakan film roll untuk sarana penyimpanan gambar. Nah, sensor ini mengganti fungsi film pada kamera digital.

Ke lima adalah mode dial, adalah tombol untuk memastikan mode apa yang kamu gunakan saat memotret. Yang paling gampang membedakan apakah kamu memotret dengan mode otomatis atau manual. Tapi pada kamera digital fitur otomatis dan manual dibagi menjadi beberapa mode.

mode kamera
https://kelasfotografi.wordpress.com/2013/08/25/pengertian-dan-sejarah-singkat-fotografi/

Saya akan jelaskan sedikit soal mode pada kamera digital, karena di Indonesia kebanyakan orang menggunakan canon dan nikon, saya bahas di dua kamera itu saja ya. Meskipun ke duanya mempunyai fungsi yang sama, namun mereka menggunakan istilah berbeda.

Di gambar atas, kamu lihat tombol mode pada kamera canon dan yang paling sering digunakan dan memiliki karakteristik yang sama empat mode, yakni M, Av, Tv, dan P. Semetara kalau nikon, empat mode itu adalah M, A, S, dan P.

dslr-mode-dials-how-to
http://lookwhatmomfound.com/2011/07/dslr-for-dummies-digital-photography-how-to-series-part-2.html

M / M => Manual adalah mode yang mebuat fitur kamera kamu pada posisi manual, seperti pengaturan ISO, Diafragma dan Kecepatan Shutter diatur sendiri.

Av / A => Aperture Priority adalah mode yang membuat fitur kecepatan shutter di kamera kamu pada posisi otomatis. Jadi kalau kamu pake mode ini, kamu hanya mengatur Diafragma saja (manual) sementara Kecepatan shutter akan menyesuaikan (otomatis).

Tv / S => Shutter priority adalah mode yang membuat fitur diafragma di kamera kamu pada posisi otomatis, ini kebalikan dari mode A. Jadi diafragma akan menyesuaikan setingan kecepatan, diafragma otomatis, sementara kecepatan shutter manual.

P / P => Program, mode ini kebalikan dari mode M, jadi kalo di M semua fitur pada posisi manual, nah kalau mode P maka semua fitur kecepatan, diafragma dan iso di set secara otomatis.

Ke enam, adalah Hot shoe, untuk fitur pentaprism hump diabaikan saja dulu ya. nah, si hot shoe ini adalah fitur untuk menyimpan sekaligus koneksi body kamera ke lampu flash atau sering juga disebut blits.

slr camera hot shoe
http://www.digital-slr-guide.com/external-slr-flash.html

Sementara, enam fitur dulu ya, semoga bermanfaat ya.