Etika Komunikasi dalam Media #3 (end)

KOMUNIKASI PERLU ETIKA

Pakar Komunikasi Harold Laswell mengatakan, komunikasi adalah mengenai “who says what in which channel to whom with what effect”. Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fokus dari komunikasi adalah dampak atau efek. Dampak apa yang timbul dari sebuah aktivitas penyampaian pesan.

Efek dari komunikasi dalam kajian Psikologi Komunikasi adalah perubahan prilaku atau sikap dari komunikan, yang dikategorikan menjadi tiga, yakni, perubahan secara kognitif, afektif fan kognitif.

Perubahan kognitif misalnya, komunikan yang tidak tahu menjadi tahu setelah melakukan aktivitas komunikasi. Kemudian yang ke dua, perubahan afektif adalah ketika sikap komunikan berubah dari yang tidak suka menjadi suka setelah berkomunikasi. Tahap konatif adalah tahap ketika komunikan melakukan tindakan dari apa yang dikomunikasikan oleh komunikator. Misalnya setelah diberi tahu jika vetsin itu berbahaya, maka komunikan pada tahap konatif akan berhenti mengonsumsi vetsin.

Etika dalam komunikasi sangat penting, mengingat tugas komunikasi yang efektif tidak hanya menuntut pesan yang sampai secara baik saja, namun adanya perubahan prilaku pada komunikan setelah melakukan komunikasi. Untuk itu dibutuhkan teknik atau etika berkomunikasi yang baik dan benar. Dengan memerhatikan sejumlah aspek, misalnya usia, budaya, situasi, latar belakang dan sebagainya.

Etika Komunikasi dalam Media #2

PERBEDAAN ETIKA KOMUNIKASI

Konsep berkomunikasi dalam media terbagi dalam beberapa konteks komununikasi, mulai dari komunikasi antar pribadi hingga komunikasi massa. Para pelaku komunikasi dapat menjalankan proses penyampaian pesan secara baik kepada komunikannya.

Dalam konteks komunikasi antar pribadi misalnya, selain seorang komunikator dapat memahami cara menggunakan media yang baik, ia juga mampu mampu berkomunikasi yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di sekitar tempat ia menyampaikan pesan. Sehingga komunikan pun selain dapat memahami pesan dengan baik, dia juga tidak tersinggung kepada cara komunikator saat menyampaikan pesan.

Etika merupakan pedoman atau aturan moral bagi para pelaku komunikasi dalam berkomunikasi. Setiap situasi dan media mempunyai karakter yang berbeda (dalam konteks etika) ketika digunakan untuk berkomunikasi. Misalnya, ketika pelaku komunikasi berkomunikasi secara langsung dengan berkomunikasi menggunakan fasilitas video call. Pasti cara berkomunikasinya berbeda, walaupun dalam situasi yang sama dan dalam konteks komunikasi yang sama pula.

Berikut ini, akan dijelaskan bagaimana sebuah komunikasi memerlukan etika dalam tataran praktis.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN SITUASI

Apa yang Anda lakukan ketika harus menyampaikan berita kematian keluarganya yang baru saja terjadi, sementara teman Anda tersebut dalam keadaan menangis?

Jawaban kita bisa berbeda, namun jika hal itu terjadi pada saya, tentu saya akan menunggu kapan saat yang tepat untuk menyampaikan pesan sedih tersebut. Yakni, ketika ia sudah relatif tenang dan bisa menerima kabar buruk itu. Ini artinya, komunikator melihat situasi untuk menyampaikan pesan kepada komunikannya.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN BUDAYA

Dalam konteks budaya, kita kerap melakukan penyeragaman atau stereotip dalam memperlakukan orang. Misalnya, orang Batak biasanya mempunyai sikap lugas dengan suara lantang, seolah-olah seperti sedang marah. Sementara orang Jawa dinilai sebagai orang yang santun, bicara lemah lembut dan sensitif.

Dalam berkomunikasi, komunikator sering pula mempertimbangkan aspek budaya. Cara penyampaian pesan untuk orang Batak pasti tidak sama dengan cara berkomunikasi pada orang Jawa. Misalnya, ketika seorang manajer memecat dua karyawannya, satu orang Jawa dan satu lagi orang Batak. Pasti cara memecatnya berbeda.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN STATUS SOSIAL

Status sosial juga memberikan pengaruh pada cara pelaku komunikasi saat saling berkomunikasi. Misalnya, kita sering membedakan orang berdasarkan penampilan.

Jika penampilan komunikan kita mengenakan pakaian formal, lengkap dengan jas dan sepatu yang mengkilat, maka kita akan melihat dia sebagai orang dengan latar belakang ekonomi yang baik. Kita akan berlaku berbeda jika melihat komunikan kita membawa peralatan memulung dengan pakaian yang kotor dan compang-camping.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN TINGKAT USIA

Untuk menjelaskan poin ini, kita bisa melihat perbedaan bagaimana cara kita berkomunikasi pada orang tua kita dengan pada teman kita. Secara bahasa yang digunakan, sikap yang ditonjolkan, intonasi berbicara sudah pasti berbeda.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN KONTEKS

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, cara manusia berkomunikasi dalam konteks antar persona dengan konteks komunikasi kelompok yang berbeda. Perbedaan etika berkomunikasi dalam ranah publik dengan dalam ranah pribadi misalnya, saat kita berbicara dalam sebuah kegiatan seminar tentunya tidak sebebas seperti curhat dengan teman.

  • KOMUNIKASI BERDASARKAN MEDIA YANG DIGUNAKAN

Media yang digunakan sudah tentu membuat cara berkomunikasi kita berbeda. Meskipun dalam konteks komunikasi antar persona, jika media yang digunakan berbeda, pasti beda pula etika atau tata cara berkomunikasinya. Misalnya ketika ngobrol dengan teman secara langsung dengan melalui telepon, cara kita berkomunikasi pasti berbeda. Ngobrol langsung kita bisa berkomunikasi tidak hanya melalui suara atau audio saja, tapi secara visual juga, jadi komunikasi yang kita lakukan akan lebih komprehensif atau lebih rinci, karena kita tidak hanya memaknai via suara saja, melainkan gerak tubuh, cara berbicara juga bisa kita maknai pula.

Etika Komunikasi dalam Media #1

PENGERTIAN ETIKA

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

  • Hamzah YacubPengertian Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
  • James J. Spillane SJEtics atau etika memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarah atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.
  • Asmaran, etika adalah sebuah studi mengenai tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenaran-kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.
  • Poerwadarminta mengemukakan Pengertian Etika, Etika adalah ilmu pengetahuan mengenai asas-asas akhlak (moral).
  • Soergarda Poerbakawatja, Etika ialah filsafat mengenai nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga merupakan pengetahuan mengenai nilai-nilai itu sendiri.

Dalam bahasa Indonesia kata etika ini kurang begitu populer dan jarang dipergunakan, istilah etika lebih sering dipergunakan dalam kalangan terpelajar. Kata yang sepadan dengan etika serta yang biasa dipergunakan di dalam masyarakat adalah susila atau kesusilaan.

Etika dalam hukum islam merupakan bagian dari akhlak. Etika merupakan bagian dari akhlak, karena akhlak bukan hanya menyangkut perilaku manusia yang bersifat perbuatan lahiriah saja. Akhlak ini mencakup hal-hal yang lebih luas, yaitu meliputi bidang akidah, ibadah dan syariah.

Dari pemahaman tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa etika adalah sebuah teknik atau tata cara individu dalam bertindak. Melalui etika, tindakan manusia akan dinilai baik, buruk, salah, benar dan seterusnya. Etika lahir secara turun temurun dan menjadi kebiasaan yang dilakukan terus-menerus, sehingga secara sadar dan tidak sadar menjadi ukuran tindakan manusia, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Etika Terdiri dari Etika Deskriptif dan Etika Normatif

Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia :

  • Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
  • Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan digunakan.