Fotografi dari Kamera HP #5

Merespon Meja Makan

Salah satu hal utama yang perlu dikembangkan oleh fotografer adalah naluri mengeluarkan kamera di sejumlah kesempatan ketika menemukan objek menarik, misalnya, saat makan atau nongkrong di kafe bersama teman atau keluarga. Mengapa begitu? Bagi saya, hidangan di meja makan adalah salah satu objek menarik untuk dipotret. Saya kira, 90 persen dari kamu-kamu pasti suka motret makanan yang dihidangkan, terutama di restoran atau kafe yang asyik sebelum dinikmati rasanya. Ga percaya, coba cek media sosial kamu, path, istagram, atau facebook, pasti bakal nemu tuh satu atau dua foto soal sajian makanan atau minuman enak.

Foto makanan atau minuman yang asyik seringkali membuat kita kagum sama keindahan dekorasinya atau rasa enak dari sajian itu. Mungkin gara-gara itu, sajian kuliner selalu menjadi objek menarik untuk dipotret.

Untuk memotret kuliner sebetulnya agak gampang-gampang susah. Kalau kamu ada di restoran atau kafe yang mempunyai tata lampu yang menarik, bisa dipastikan foto-foto kuliner kamu bakal bagus. Tampilan hidangan yang juga menarik membuat hidangan itu bagus dipotret walaupun diambil dari beberapa angle, kurang lebih seperti perempuan cantik lah, mau dipotret dari arah mana pun tetep cantik. Dua hal itulah yang menurut saya, kuliner sangat mudah dipotret.

Namun, sebaliknya, kamu juga mesti berhati-hati jika restoran yang kamu kunjungi tata lampunya kurang mendukung. Akan sangat sulit sekali memotret kuliner menjadi lebih bagus, apalagi ditambah dekorasi kulinernya kurang menarik.

Saya coba kasih beberapa referensi foto kuliner yang saya ambil beberapa waktu lalu. Saya akan mulai dari makanannya dulu. Makanan pertama adalah, sop ikan sabang, ini diambil dari restoran kopi oey yang berlokasi di jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Lihat di bagian tengah, ada sayuran yang membentuk karakter hati, menurut saya sih unik. Saya tertarik sama bentuknya yang menggugah selera, kuah panas dengan campuran nanas yang dicampur dengan rasa pedas dari cabe rawit. Rasanya sedahsyat tampilannya, enak dan membuat badan segar. Kalau kata Pak Bondan, pemilik resto ini “Maknyus”.

Makanan yang kedua adalah sajian penutup panekuk yang disajikan dengan eskrim yang berlumuran coklat dingin.

Pengambilan foto dengan jarak dekat, menyebabkan karakter panekuk dan eskrimnya menggairahkan, waduh, nikmatnya memang tiada tara.

kita bisa foto sajian ini di restoran blueberry pancake di lantai dasar hotel tjipta yang berlokasi di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Tepatnya di depan jalan Jaksa.

Sajian lainnya adalah eskrim cup yang terdapat di restoran di kawasan kota, Jakarta Utara. Eskrim yang sederhana, namun jika dipadu-padankan dengan latar belakang meja yang berkarakter seperti ini, membuat tampilan eskrim lebih menggairahkan.

Selain makanan, minuman juga mempunyai tampilan yang tidak kalah menarik, seperti ini misalnya.

Saya kira, sajian-sajian kopi yang dibentuk seperti sudah menjadi tren di kalangan penikmat kopi, para barista juga seringkali menampilkan kopi seperti ini.

Saya memotret dari jarak dekat, karena karakter hati pada inti kopi tersebut sangat kuat, sehingga jika dipotret secara dekat, hati yang sangat menonjol pada sajian ini perlu diekspos besar-besar. Kecantikan bentuk hati tersebut, sayang untuk tidak diindahkan.

Karakter yang bisa kita ekspos besar-besar juga bisa kita temukan pada hiasan atau garnis sebuah minuman. Seperti ini misalnya, hiasan daun mint yang diletakan di atas es, menambah sajian minuman itu menjadi lebih segar.

Alasan saya memotret bagian garnis ini sebetulnya tidak hanya karena garnisnya yang menarik, namun gelas tempat penyajiannya kurang menarik. Nah, maksud saya jika kita menemukan situasi yang serupa, dari pada foto kita tidak menarik, carilah salah satu bagian yang paling menarik dari objek foto kita.

Pada situasi yang lain, justru sebuah objek foto akan terlihat lebih berkarakter ketika dipadu-padankan dengan elemen lain.

Seperti pada teh ini, objek justru lebih bagus dilihat ketika saya menambahkan meja yang flat menjadi aksen dari secangkir teh itu sendiri. Dengan penambahan meja itu, tampilan teh menjadi terlihat lebih elegan. Ya paling tidak, menurut saya lah.

Objek lain yang tidak kalah menarik, kadang muncul dari pelengkap sajian kuliner. Seperti objek yang saya foto ini.

sebetulnya, objek ini adalah tempat menyimpan sendok dan garpu, tapi karena bentuknya yang menarik, gatal rasanya tangan saya kalau objek secantik ini tidak saya foto.

Kalau kamu pengen motret juga, kamu bisa kunjungi restoran yang menyajikan pempek terenak di Jakarta, yaitu restoran cawan putih yang berlokasi di jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Dalam tulisan ini, saya memacu kamu untuk tidak malas mengeluarkan kamera saat sedang makan. Cobalah bereksperimen dengan objek makanan, tapi jangan kelamaan ya eksperimennya, nanti malah makanannya dingin dan ga enak disantap, disesuaikan saja. Dan biasanya, beberapa restoran justru akan memberikan penghargaan pada fotografer yang mengunggah sajian kulinernya di media sosial. Lumayan kan, gara-gara motret makanannya, kita dapet makan gratis.

Fotografi dari Kamera HP #4

Tips Mendapatkan Foto Bagus

Seri ke empat, saya mau kasih tips sedikit biar makin semangat motret. Sederhana saja, tips untuk mendapatkan foto yang bagus adalah terus semangat dan jangan pantang menyerah. Saya kira cuma itu kuncinya untuk mendapatkan foto yang bagus dan sesuai dengan keinginan kita. Semangat mencari objek yang bagus dan semangat mengolah objek foto.

Seperti ini misalnya, pertama kita melihat objek foto yang bagus, lalu langkah selanjutnya adalah berupaya untuk membuat objek tersebut menjadi bagus setelah difoto. Cobalah untuk memotret dari segala sisi dan segala setelan fitur kamera.

a.  =>  b.

c. =>  d.

Dari foto yang (a) fotografer mencoba memotret objek secara jauh atau long shot. Tapi setelah dipotret ternyata belum kelihatan sesuai dengan keinginan, maka ia lanjutkan ke angle atau sudut pengambilan gambar yang lain. Ia mencoba memindahkan angle agak ke atas sedikit dan di zoom in atau didekatkan sedikit seperti pada gambar (b). Tapi ternyata masih belum sesuai, gambarnya terlalu datar dan belum keliatan apa yang akan ditonjolkan. Di gambar (c) selanjutnya ia mencoba angle yang lain, tapi masih terlihat berantakan. Akhirnya setelah dicoba-coba, pada gambar (c) fotografer menemukan sudut pengambilan gambar yang sesuai, objek lebih terlihat menonjol dan gambar background atau latar belakangnya terlihat lebih bersih. Asyik untuk dilihat.

Tapi tidak hanya sampai situ saja, fotografer kemudian mengedit sedikit soal warnanya sehingga gambar lebih mempunyai volume, seperti gambar yang di bawah ini.

Selain kerja keras, kamu juga perlu memperkaya wawasan dengan melihat foto-foto yang bagus. Sumbernya bisa dari mana saja, bergantung pada kenyamanan kamu. Kalau kamu lebih senang berselancar di internet, ya silahkan cari foto-foto yang bagus dan berupayalah untuk meniru gambar tersebut. Tapi buat kamu yang senang dengan majalah atau koran, bisa juga cari foto-foto bagus di sana, umumnya untuk majalah bisa cari di majalah yang bertema jalan-jalan atau travel atau majalah dengan tema fashion atau model. Bagi yang suka bermedia sosial juga boleh, banyak ko referensi foto-foto aduhai di beberapa media sosial. kamu bisa lihat di path, instagram atau facebook juga boleh. Saya akan tunjukkan beberapa ya, biar makin semangat motretnya.

Pake instagram aja ya, biar lebih khusus. Di situs media sosial ini kamu bisa langsung follow akunnya, ada beberapa yang hebat. Kalau kamu mau follow instagram saya juga boleh, @pepengtea.

    

Nah, dari gambar di atas, kita bisa simpulkan bahwa objek apapun bisa dibikin cantik, bergantung pada angle dan waktu pengambilan gambarnya.

Pertama, mungkin kita mengeksplor anggota badan kita, biasanya sih yang paling banyak dipotret adalah bagian kaki. Mari kita lihat bagaimana eksekusinya.

ini adalah foto kaki saya yang dipadu-padankan dengan paving block trotoar, di bagian pinggirnya saya gelapkan sedikit sehingga foto ini mempunyai volume. Jadi fotonya lebih terlihat “magis”, apa sih? hehe, ya pokoknya asyik buat dilihat dan dinikmati lah. Paling tidak dinikmati sendiri. hehe..

Foto kaki yang kedua bisa kita akses instagramnya fotografer beken di instagram, namanya Cole Rise, ia adalah seorang pilot yang mempunyai hobbi fotografi. Kalau mau, kamu bisa follow di @colerise. Cole memadu-madankan kakinya dia dengan kaca mata yang merefleksikan gedung yang menjadi latar belakang. Keren ya..

Foto kaki selanjutnya adalah milik selebritis fotografer instagram yang bernama Rob Lutter dengan alamat @roblutter. Kaki yang dia potret berpose melintang seperti kaki milik orang yang sedang duduk. Pada Background-nya dia menunjukkan tempat eksotis untuk travel yang asyik untuk dikunjungi.

Nah, foto kaki yang terakhir adalah foto dari penerima penghargaan national geographic traveler pada tahun 2012. Ia adalah Theron Humphrey, di instagram alamat theron @thiswildidea. Theron memotret kaki dengan latar belakang orang yang mengendarai motor. Foto seperti ini terlihat gampang, padahal perlu teknik tertentu. Ia mengandalkan ketepatan waktu, kapan motor tersebut melintas pas di jembatan tempat ia berdiri.

Selain kaki, kita juga bisa bereksperimen dengan tipuan visual, saya menyebut begitu karena foto milik Pei Ketron yang beralamat @Pketron. Ia memotret tangan yang seolah-olah memegang bangunan yang ada di depannya. Bangunan itu sebetulnya besar, tapi karena dipotret dari jauh sehingga kelihatan kecil. Foto seperti ini saya kira sangat populer di kalangan traveller ya, misalnya orang yang seolah-olah memegang monas.

Masih dari Cole Rise, ia mencoba mengatur tata letak kamera dan talinya dibentuk tanda hati, ditaruh di atas meja atau ubin kayu yang mempunyai tekstur menawan. Kreatif ya, padahal cuma kamera dan ubin saja.

Foto kreatif berikutnya dari Rob Lutter, ia memotret figur orang dari sebuah hand phone, tapi hanya bagian kepala dan badannya saja. Sementara kakinya ia biarkan tak masuk ke hand phone, sehingga objek dalam foto terlihat aneh dan unik.

Memanfaatkan peralatan di sekitar juga bisa dijadikan acuan asyik untuk diikuti. Fotografer Timothy McGurr misalnya, ia memotret suasana sekitar dengan memanfaatkan kaca spion mobil. Walaupun objeknya tidak terlalu jelas, namun karena spion yang dilengkapi cermin unik, sehingga memberikan nuansa tidak biasa pada foto itu. Sederhana, tapi keren.

Bosan dengan foto yang objeknya terang, kita bisa ganti dengan objek yang gelap, di bahasa fotografi, ia diistilahkan siluet. Mari kita simak ketiga foto di bawah ini, milik Pei Ketron, Christoffer Collion (@wisslaren) dan saya.

    

Ketiga foto di atas, menggunakan teknik memotret dengan melawan arah cahaya. Karena melawan cahaya, makanya objek yang kita foto menjadi gelap. Secara sederhana, cahaya background atau latar belakang lebih terang dari pada objek yang kita foto.

Bisa juga kita memanfaatkan teman hewan peliharaan kita, seperti foto miliknya Theron di bawah ini. Dia mengabadikan tingkah kelucuan dari hewan peliharaannya dia.

Nah, keren-keren bukan, dengan peralatan dan ide yang sederhana, kita bisa membuat foto-foto yang enak dilihat.

Fotografi dari Kamera HP #3

Atur Kamera dan Mulai Memotret

Nah, sekarang saya akan ajak kamu untuk mulai memotret. Pertama-tama saya harus pastikan lagi bahwa posisi fitur kamera ada di posisi auto, apapun kameranya. Tapi, untuk titik fokusnya dibiarkan manual. Biasanya kalau pake hp, titik fokusnya mengikuti jari kita atau di posisi touch focus, seperti setingan kamera saya, silahkan diikuti.

Kalau sudah siap, mari kita mulai. Memotret bisa dilakukan di mana saja, tempat apa yang ada dipikiran kamu yang punya objek untuk dipotret. Minimal di tempat yang dekat atau ada di sekitar kamu. Kalau saya akan mulai dari tempat terdekat dulu, saat ini yang ada di dalam pikiran saya, tempat terdekat adalah taman di halaman depan rumah.

Pemotretan taman seperti ini termasuk dalam kategori fotografi luar ruang atau outdoor. Untuk fotografi kategori ini perlu memerhatikan beberapa hal, terutama pencahayaan. Fotografi luar ruang, hampir 90 persen menggunakan sumber cahaya dari matahari.

Cahaya matahari adalah cahaya natural atau alami yang karakternya sulit diatur. Oleh sebab itu, kita perlu memahami kapan waktu yang bagus agar sinar matahari sedang pada posisi bagus dan mendukung pencahayaan fotografi kita.

Khususnya di Indonesia, matahari bergerak relatif stabil. Pagi muncul dari timur, siang ada tepat di atas kita dan sore tenggelam di barat. Nah, karena stabil maka kita bisa mengira-ngira kapan waktu yang baik untuk memotret.

Di dunia fotografi luar ruang, kita mengenal teori golden hour, pengertian sederhananya sih panduan fotografer untuk menentukan waktu baik untuk memotret. Si golden hour itu menyebutkan, bahwa waktu yang baik untuk memotret di Indonesia ada dua waktu, yakni pagi dari pukul 6 pagi hingga 10 pagi, dan waktu sore dari pukul 4 hingga 6. Untuk waktu siang, dari pukul 10 hingga 4 sore karena matahari tengah pada posisi sangat terik, sehingga kurang bagus untuk pencahayaan objek. Katanya sih gitu, tapi saya setuju dengan teori itu.

http://pixsylated.com/blog/syl-arena-daylight-sunlight-cycle-part-1/

Baik, kita kembali pada kegiatan motret kita. Taman depan rumah saya penataannya masih relatif biasa. Oleh sebab itu, kita bisa identifikasi jika taman itu difoto pada posisi long shot, atau di foto pada posisi jarak pandang terjauh, maka hasilnya kurang asyik, seperti yang terlihat di gambar.

Dalam hal ini, kepekaan fotografer melihat objek foto menentukan. Jika secara long shot kurang bagus, maka fotografer harus coba cara lain, memotret dengan jarak dekat misalnya, lihat elemen-elemen yang melengkapi taman secara dekat. O iya, sekadar info, saya melakukan fotografi ini sekitar pukul 5 sore, masih termasuk kategori golden hour ya.

Objek pertama saya adalah bunga, saya kurang tau apa namanya tapi keliatan bagus kalo dari dekat. Bunga sangat mencolok warnanya, sehingga ia sangat mudah terlihat.

Bunga saya coba potret dengan komposisi di pinggir kanan frame, secara teori pemilihan komposisi seperti ini masuk dalam teknik rule of third, tapi kita ga usah berteori deh, bersenang-senang aja dulu. Mengapa saya memilih komposisi seperti itu, karena menurut saya ia bagus kalau dipotret seperti ini.

Dengan jarak dekat, karakter bunga lebih menonjol, ditambah warnanya yang mencolok semakin membuat ia unik. Tapi kalau kamu lebih senang dengan komposisi lain, ya silahkan, tidak ada paksaan, selama membuat hati pas, langsung foto saja.

Dalam menentukan komposisi, kamu jangan ragu-ragu mencoba-coba. Teruslah bereksperimen sehingga mendapatkan gambar sesuai keinginan. Seperti pada gambar kumpulan bunga berikut misalnya. Gambar terbaik dihasilkan dari pemilihan beberapa gambar yang dipotret.

gambar 1:

Kalau masih belum puas, coba angle lain, atau ambil lebih dekat

gambar 2

Masih belum puas, perdekat lagi

gambar 3

Nah sudah agak lumayan kan

Atau kamu bisa gunakan fitur edit di kamera kamu, bisa crop atau mengubah warnanya. Seperti berikut:

gambar 1

Edit sedikit di software sederhana yang terdapat di hp atau media sosial

gambar 2

Hingga jadi seperti ini, lumayan untuk foto kelas hp.

Kepekaan fotografer juga bisa melihat elemen gambar, misalnya garis atau bisa juga perspektif, seperti ini misalnya.

gambar 1

Edit sedikit dengan mengubah warnanya jadi hitam putih.

Nah, saya kira buat sekarang, cukup dulu deh, biar dikit yang penting nempel ilmunya ya. Jangan lupa latihan terus, sampai kamu mendapatkan gambar yang sesuai dengan selera dan keinginan.

Fotografi dari Kamera HP #2

Keistimewaan Kamera HP

Fotografi yang akan kita lakukan melalui sarana telepon genggam atau HP adalah fotografi yang biasanya menggunakan mode otomatis. Semua gambar yang dihasilkan nantinya ya khas dari otomatis.

Mengapa saya memilih mode otomatis? Selain memudahkan, sasaran pertama saya adalah melatih komposisi fotografi atau teknik penyelarasan dari kombinasi komponen fotografi (objek, background dan foreground). Jadi kita tidak perlu berpikir terlalu ribet, mikir soal berapa iso, berapa shutter speed dan berapa diafragma. Kita akan fokus pada komposisi dulu.

Sebelum kita melakukan pemotretan, saya akan tayangkan beberapa foto sebagai pemancing minat, mudah-mudahan tidak mengecewakan.

mtf_nLXKL_1815mtf_dVvKh_211.jpgmtf_dVvKh_191.jpgmtf_BmKGu_155.jpgmtf_BmKGu_152.jpgmtf_BmKGu_354.jpg

Foto-foto tersebut saya ambil menggunakan kamera handphone. Sebelum diunggah, saya edit sedikit menggunakan fitur editing yang tersedia di software media sosial. Jadi tidak ada yang terlalu istimewa untuk mendapatkan gambar yang lumayan cihuy.

Okay, setelah melihat foto-foto pemancing minat, kita lanjutkan ke persiapan sebelum motret. Sederhana saja, cuma mengumpulkan contoh gambar-gambar yang menurut kamu-kamu bagus. Bebas saja, misalnya, foto bangunan saat suasana liburan, foto makanan yang disenangi, foto keluarga yang ceria, foto mobil-mobil keren, foto ikan di kolam atau di akuarium, apapun yang kamu-kamu suka. Contoh foto-foto tadi, download dari internet dan simpan baik-baik di hp kamu.

Fotografi dari Kamera HP #1

Sebuah Prolog

Dewasa ini fotografi memang menjadi sangat hits atau ngetren hampir di semua kalangan. Tua, muda, anak-anak malah mungkin bayi juga ikut serta dalam keriaan fotografi. Kalau tidak percaya, mari kita cek handphone masing-masing, saya jamin, paling tidak di setiap handphone ada 3 atau 5 foto diri kita.

Bagi sebagian orang, memotret dapat menjadi terapi yang bagus ketika sedang sedih. Saya misalnya, bagi saya memotret bisa menjadi kegiatan untuk Mengobati rasa sedih. Seperti orang yang hobi olahraga, dia akan tertawa kembali saat berolahraga, main futsal misalnya. Atau bisa juga orang yang hobi mancing, dia melepaskan penat dari aktivitas rutin dengan memancing. Atau berbelanja, kini banyak perempuan yang mengaku untuk melepas stres dengan jalan-jalan di mal dan berbelanja. Nah, kalau saya melepas stres dengan memotret.

Memotret memang kegiatan menyenangkan, kapan, di mana dan dalam keadaan apapun tak ada halangan untuk memotret. Ketika kita berhasil memotret situasi penting, indah dan ga bisa diulang wah ada rasa kebanggaan sendiri yang ga bisa didapat dari sensasi hobi lain. Atau dengan fotografi kita bisa mengeksplor imajinasi kita, membuat foto lebih kreatif, itu juga bisa bikin hati kita senang.

Tujuan dari tulisan ini, saya ingin berbagi sama kamu bagaimana cara melepas penat dengan memotret. Untuk tulisan ini, saya akan bagi menjadi beberapa tulisan ya, biar ga terlalu enjelimet. Hehe, santai saja.

Sebelum kamu turun memotret, ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut. Pertama, kamu harus yakin dulu bahwa memotret akan membawa kesenenangan. Ini sangat penting, dengan menganggap fotografi adalah kegiatan menyenangkan, maka kamu ga bakal ragu-ragu saat melakukan fotografi, intinya totalitas itu penting.

Ke dua, kamu harus tanya pada diri sendiri, dan yakinkan kamu lebih senang di foto atau memoto? Ini juga penting, agar kamu punya tujuan objek foto.

Ke tiga, kamu tentukan kamera jenis apa yang mau digunakan. Tapi khusus untuk kegiatan sekarang, apapun kamera yang digunakan, pastikan mode foto pada kamera kamu ada di posisi auto ya. Semua harus auto, fokus, iso, shutter speed dan diafragma pada posisi auto.

Saya bilang semua jenis kamera bisa digunakan, yang penting bisa mengabadikan gambar. Dari mulai kamera profesional sampai kamera handphone bisa digunakan. Jadi ga ada alasan untuk tidak memotret ya. Hehe

003 – Sejarah Fotografi #3 (end)

Era Foto Berwarna

maxwell

Sekitar tahun 1855 seorang ilmuwan bernama Clark Maxwell berhasil membuktikan bahwa segala warna dapat ditiru dengan mencampurkan warna Merah – Hijau – Biru (RGB) dalam jumlah dan berbandingan tertentu.

Pada 1861, ia memotret pita tartan dengan tiga kali pemotretan memakai film hitam putih. Tiap-tiap pemotretan dilapisi filter berbeda-beda, yaitu filter merah, hijau, dan biru. Kemudian, ketiga foto itu disatukan. Hasilnya seperti di bawah ini.

foto-berwarna-pertama-di-dunia
http://jadul.id/foto-foto-tertua-di-dunia/

collodion

Pada tahun 1871, Richard Maddox menemukan bahwa gelatin (seluloid) dapat digunakan sebagai pengganti kaca untuk pelat fotografi. Langkah ini tidak hanya membuat pengembangan lebih cepat tetapi juga membuka jalan untuk film yang diproduksi secara massal.

eastman

Juni 1888, George Eastman, seorang Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan merek KODAK berupa sebuah kamera box kecil dan ringan, yang telah berisi roll film (dengan bahan kimia Perak Bromida) untuk 100 exposure.

Bila seluruh film digunakan, kamera ini yang diisi film kemudian dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses. Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi roll film yang baru. Berbeda dengan kamera masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa.

21 Feb 1947 --- 02/21/1947: Picture shows Edwin H. Land showing positive and negative print taken from a new camera that produces finished pictures. --- Image by © Bettmann/CORBIS

Di tahun 1972, kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid ini mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Fotografi menggunakan sistem polaroid sempat mempunyai masa jaya, sekitar tahun 1980 hingga 1990 awal. Sifatnya yang mempunyai proses pembuatan foto sangat cepat.

Steve-holding-camera-11

Akhir 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, bisa dikatakan sebagai orang pertama yang menemukan Kamera Digital.

Menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar, kamera ini hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel).

Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto. Karena berbagai kekurangan tersebut, kamera ini tak berhasil dipasarkan.

Sejak kehadiran perekam fotografi secara digital, teknologi fotografi juga berubah secara signifikan. Dengan teknologi digital, kamera fotografi bermetamorfosa mengikuti fitur digital. Perekam gambar terakhir yang menggunakan seluloid atau film, di era ini diubah menjadi sensor seperti pada kamera digital. Pada saat itu, kodak sebagai pionir dalam fotografi digital menyediakan mesin digital untuk disatukan dengan kamera analog yang dimiliki setiap fotografer, sehingga kamera menjadi hibrid atau gabungan antara analog dan digital.

F90DIGI
http://www.nicovandijk.net/nikonfujikodak.htm

003 – Sejarah Fotografi #2

Merekam proyeksi cahaya camera obscura

Kamera populer setelah lensa ditemukan pada tahun 1550, dengan lensa, cahaya yang masuk ke kamera dapat diperbanyak (diatur) dan gambar dapat dipusatkan sehingga menjadi lebih sempurna.

1575, ilmuwan berhasil membuat kamera portable pertama dan disempurnakan pada tahun 1680 dengan menyertakan cermin refleks. Namun bahan baku untuk mengabadikan gambar belum ditemukan, kamera masih digunakan untuk mempermudah proses penggambaran benda.

sala

Awal abad 17, Ilmuwan Italia, Angelo Sala menemukan bahwa bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya akan berubah menjadi hitam.

Bahkan saat itu, dengan komponen kimia tersebut, ia telah berhasil merekam gambar-gambar yang tak bertahan lama. Hanya saja masalah yang dihadapinya adalah menyelesaikan proses kimia setelah gambar-gambar itu terekam sehingga permanen.

Schulze02

Pada 1727, Johann Heinrich Schuize, profesor farmasi dari Universitas di Jerman, juga menemukan hal yang sama pada percobaan yang tak berhubungan dengan fotografi. Ia memastikan bahwa komponen perak nitrat menjadi hitam karena cahaya dan bukan oleh panas.

Sejarah p523353enemuan film baru dimulai pada tahun 1826. Joseph Nicephore Niepce, seorang veteran Perancis, bereksperimen menggunakan kamera obscura dan plat logam yang dilapisi bahan aspal untuk mengabadikan gambar sebuah obyek.

Setelah 8 jam mengekspos pemandangan dari jendela kamarnya melalui proses “Heliogravure”, ia berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur dan mempertahankan gambar secara permanen.

Keberhasilannya itu dianggap sebagai awal dari sejarah fotografi. Sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

http://pix.house/krotka-historia-fotografii-ksztatowanie-2/
http://pix.house/krotka-historia-fotografii-ksztatowanie-2/

Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji. Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.

MTE5NTU2MzE1OTYwNTQyNzMxPada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi.Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.

Louis J.M. Daguerre adalah orang yang pertama kali membuat foto yang di dalamnya terdapat sosok manusia. Pada foto yang diambil dari jarak jauh di tahun 1839 itu, tampak seseorang lelaki sedang berdiri dan mengangkat salah satu kaki saat sepatunya sedang dibersihkan oleh orang lain di pinggir sebuah jalan raya.

https://www.khanacademy.org/humanities/becoming-modern/early-photography/a/daguerre-paris-boulevard
https://www.khanacademy.org/humanities/becoming-modern/early-photography/a/daguerre-paris-boulevard

9112-004-E8EB63B8Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat gambar permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin, lalu disinari selama satu setengah jam dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut “daguerreotype”.

Untuk membuat gambar permanen, pelat itu dicuci dengan larutan garam dapur dan air suling.

pada 25 Januari 1839, William Henry Talbott  dari Inggris memperkenalkan “lukisan fotografi” yang juga menggunakan sistem kamera obscura, tapi ia membuat foto positifnya pada sehelai kertas chlorida perak.

Kemudian, Talbot menemukan cikal bakal film negatif modern yang terbuat dari lembar kertas beremulsi, yang bisa digunakan untuk mencetak foto dengan cara “contact print”. Teknik ini juga bisa digunakan untuk cetak ulang layaknya film negatif modern. Proses ini disebut Calotype yang kemudian dikembangkan menjadi Talbotypes.

https://harrietjonesphotography.wordpress.com/category/photographers/
https://harrietjonesphotography.wordpress.com/category/photographers/

Dalam kutipan yang sama, Kompas menjelaskan fotografi tercatat resmi dimulai pada abad ke-19, tahun 1839 dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, pemerintah Perancis menyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen. Kamera yang tadinya berukuran besar, di masa ini sudah dibuat versi kecil atau kompak, sehingga mudah dibawa kemana-mana.

003 – Sejarah Fotografi #1

Merekam proyeksi cahaya

Fotografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata, photos yang berarti cahaya dan graphos yang berarti gambar atau lukisan. Berangkat dari terminologi tersebut, maka fotografi dapat didefinisikan menjadi seni melukis atau menggambar menggunakan media cahaya.

Membicarakan masalah bagaimana awalnya fotografi dikenal, banyak sekali keterangan yang bisa kita gali dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut memberikan sejumlah informasi yang tidak jarang berlainan atau banyak versi. Namun dari banyaknya versi, ada beberapa informasi yang mempunyai pengulangan paling banyak.

Kesimpulan dari banyak informasi yang bisa didapatkan, bahwa sejarah fotografi sangatlah panjang, catatan fenomena atau peristiwa fotografi sudah dikenal manusia sebelum masehi. Dalam catatan yang dikutip harian umum Kompas di Indonesia edisi 20 Juni 2004, bahwa menurut Alma Davenport (1991), pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Ketika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong di salah satu bagian dindingnya.

http://www.christopherjames-studio.com/materials/The%20Book%20of%20Alt%20Photo%20Processes/SAMPLE%20CHAPTERS/PinholeSm.pdf
http://www.christopherjames-studio.com/materials/The%20Book%20of%20Alt%20Photo%20Processes/SAMPLE%20CHAPTERS/PinholeSm.pdf

Pada tahun 1604, fenomena ini kemudian disebut oleh Johannes Kepler dengan istilah “camera obscura“,  “camera” = kamar/ruang khusus dan “obscura” = gelap. Peralatan optik untuk memproyeksikan gambar disekitarnya ke dalam layar di ruangan gelap ini diciptakan oleh Kepler dalam bentuk tenda. Prinsip camera obscura kemudian menjadi populer di Eropa pada abad pertengahan. Berbagai disiplin ilmu menggunakan prinsip tersebut untuk tujuan masing-masing. Salah satunya ialah para seniman yang menerapkan camera obscura agar dapat menghasilkan lukisan serealistis mungkin.

http://jennlopezphoto1.weebly.com/camera-obscura-timeline.html
http://jennlopezphoto1.weebly.com/camera-obscura-timeline.html

Keunggulan Kamera “Mirrorless”

Munculnya kamera fotografi mirrorless menambah varian teknologi yang mempermudah kita untuk mengabadikan aktivitas ke dalam gambar foto. Jangankan gambar foto, kamera-kamera yang tadinya hanya bisa membuat gambar foto yang relatif diam, kini juga bisa membantu kita untuk mengabadikan gambar gerak secara video.

Kamu juga mungkin sudah banyak menggunakan kamera tipe ini. Kamera mirrorless kini memang sudah populer. Penggunanya muncul dari banyak kalangan, terutama kalangan traveller dan remaja yang hobi vlog. 

Apa itu kamera mirrorless?

Secara sederhana, sesuai namanya kamera mirrorless adalah kamera yang menghilangkan komponen cermin dalam sistem mekanisnya. Mari kita lihat ilustrasi berikut:

DSLR-Diagram
http://www.accessola2.com/olita/insideolita/wordpress/?cat=2

Nah, coba kamu lihat tanda panah merah di atas, menunjuk pada komponen cermin yang biasa melengkapi sistem fotografi pada kamera-kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect). Ketika cahaya masuk ke dalam kamera, untuk dapat dipantulkan menuju jendela bidik (view finder), diperlukan komponen cermin. Lalu, bagaimana pada kamera mirrorless yang tanpa cermin ini? kita lihat ilustrasi ke dua berikut:

cameras_lightpath
http://www.crutchfield.com/S-8s4cnPUQFaq/learn/compact-system-camera-buying-guide.html

Bisa dilihat, perjalanan cahaya dari luar menuju kamera, pada kamera mirrorless langsung menuju sensor, berbeda dengan kamera DSLR biasa. Meskipun pada beberapa merk kamera mirrorless mempunyai fitur jendela bidik, tetap saja berbeda dengan kamera biasa. Jendela bidiknya secara elektronik atau digital yang dikenal dengan sebutan Electronic View Finder. Sederhananya, jendela bidik pada kamera ini menggunakan LCD sama seperti pada monitor untuk live view, hanya ukurannya lebih kecil.

Kelebihan Kamera Mirrorless

Bagi saya, kamera jenis ini adalah kamera yang menggabungkan sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh kamera saku (pocket) dan kamera DSLR. Kamera saku mempunyai keunggulan dari ukurannya yang kecil dan ringan sehingga memudahkan fotografer untuk membawanya kemanapun dengan medan apapun. Selain itu, kamera saku juga dikenal dengan fitur-fitur otomatis yang menyesuaikan banyak situasi. Fitur-fitur itu pasti sangat memudahkan fotografer untuk melakukan penyetingan kamera secara cepat, sehingga tidak kehilangan moment. 

Kamera tanpa cermin ini juga mengadopsi keunggulan dari kamera DSLR yang lebih canggih daripada kamera saku. Misalnya gambar yang dihasilkan DSLR mempunyai kualitas jauh lebih baik dari kamera saku. Ia juga bisa menggonta-ganti lensa sesuai dengan kebutuhan pemotretan. Sehingga variasi jarak jangkau dan diafragma lensa lebih luas.

Untuk kebutuhan video, juga sangat memudahkan. Beberapa kamera mirrorless dilengkapi dengan LCD yang bisa dilipat sesuai kebutuhan, sehingga kamu tidak perlu tiarap ketika pengambilan gambar secara low angle.

41zYf6o2JPL
https://www.amazon.com/Sony-16-50mm-Mirrorless-Digital-Camera/dp/B00MHPAFAG

Untuk kebutuhan suara pada beberapa kamera ini dapat ditambahkan microphone eksternal, sehingga menghasilkan kualitas suara yang bagus.

0010288_Rode VideoMic Go (2)
http://shop.reddotphoto.com.sg/en/Rode-VideoMic-GO-microphone-for-DSLR–mirrorless-camera-system

Jadi, dari uraian ini saya kira cukup tergambar mengapa kamera mirrorless lumayan naik daun. Karena kamera ini menjawab kekurangan yang ada di kamera saku dan kamera DSLR, mudah-mudahan penjelasannya bisa bermanfaat.

Mitos Shutter Count pada Kamera SLR

Diskusi soal shutter count (sc) pada kamera SLR, saya kira topik ini heboh di kalangan fotografer yang ingin menggunakan kamera dengan jangka waktu lama, atau fotografer yang sedang mencari unit kamera bekas pakai alias second. Mengapa fotografer perlu mengetahui sc, katanya sc adalah indikator yang menentukan umur pakai sebuah kamera.

Pertama-tama saya akan berangkat dari apa itu sc. Sc atau kalau diartikan dalam bahasa Indoesia adalah fitur yang dapat menghitung secara otomatis pergerakkan shutter (rana) pada kamera SLR kamu. Dengan kata lain, alat ini dapat memberitahu kamu sudah berapa kali kamera itu membuat foto. Kita lihat ilustrasi berikut ini.

nikond410fps
http://petapixel101.rssing.com/chan-8476025/all_p1.html

Apa yang kamu lihat adalah aktivitas kamera ketika membuat foto atau memotret. Saat kamu tekan tombol ranaotomatis akan mengaktifkan mekanik yang ada di dalam kamera, yakni mengangkat cermin dan membuka rana, sehingga cahaya yang dipantulkan oleh objek diteruskan ke dalam film atau sensor kamera, dan akhirnya gambar foto terbentuk. Nah, aktivitas membuka dan menutup rana inilah yang dihitung oleh sc.

Dengan mengetahui jumlah sc, maka kamu akan mengetahui berapa kali rana telah membuka dan menutup, dan sudah berapa foto yang telah dihasilkan oleh kamera tersebut.

Asal usul sc

Dalam sejumlah diskusi, dan fotografer gaek Arbain Rambey sempat menjelaskan bagaimana sc bisa menjadi indikator untuk mengetahui umur sebuah kamera SLR. Jadi, saat era kamera konvensonal dulu atau kamera film atau sering disebut juga kamera analog. Bagian mekanik yang paling rentan pada kamera ini adalah bagian rana. Karena rana adalah bagian yang paling banyak bergerak.

Beberapa perusahaan kamera SLR juga melakukan tes uji kelaikan sebuah kamera dengan melihat daya tahan rana pada kamera tersebut. Berapa kali rana bisa membuka tutup dalam keadaan baik.

Konon katanya, cara melakukan tes ini, sebuah perusahaan memasang 3 hingga 5 kamera dengan merek dan tipe yang sama. kamera-kamera tersebut kemudian dihitung berapa jumlah rata-rata aktivitas rana bisa berfungsi secara baik. Nah, jumlah inilah yang kemudian menjadi indikator umur sebuah kamera. Misalnya kamera Nikon D3 diklaim akan rusak setelah membuat foto dengan jumlah 704,487.6 buah. Hasil tersebut, berdasarkan dari perhitungan sc.

Sc memengaruhi usia kamera SLR?

Nah, ini dia inti dari topik tulisan ini, pertanyaannya adalah apakah benar umur kamera hanya ditentukan oleh jumlah sc? Bagi saya, sc cukup berpengaruh di era kamera konvensional. Karena, di era ini seperti yang sudah disinggung di atas, bagian yang paling rentan adalah rana, maka, kita bisa mengira-ngira umur pakai kamera dari jumlah sc. Tapi, ini pun hanya untuk mengira-ngira saja, sebagai bentuk ilmiah dari pendefinisian kualitas kamera. Karena ternyata banyak juga ditemukan kasus melesetnya perhitungan waktu pemakaian kamera. Banyak sekali fotografer yang mengaku kameranya masih dapat digunakan dengan baik, meskipun jumlah sc sudah jauh melampaui batas yang diklaim perusahaan.

Sekarang, di era digital, menurut saya sc sudah tidak bisa lagi dijadikan satu-satunya rujukan untuk memastikan umur pakai kamera. Kamera SLR digital terlalu banyak mekanik yang tidak kalah rentan dari rana. Misalnya, perangkat elektronik yang terdapat pada kamera tersebut. Berdasarkan ceramah Arbain dalam sebuah seminar fotografi, peralatan elektronik termasuk kamera DSLR mempunyai masa pakai dengan waktu tertentu, yakni sekitar 5 hingga 6 tahun, baik digunakan atau tidak. Meskipun tidak tertulis, menurutnya, hal ini sudah ia buktikan di tempat penyimpanan kamera di kantornya. Jadi ada faktor lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan ketika melihat umur masa pakai kamera.

Apa yang harus dilakukan?

Sebetulnya, ya kamu bebas-bebas saja mau menentukan pertimbangan apa ketika memilih kamera terkait soal umur pakai kamera. saya kira sc masih bisa digunakan untuk melihat umur pakai sebuah kamera, terutama bagi fotografer yang mencari kamera-kamera bekas pakai orang lain. Namun selain sc, ada baiknya kalau kamu punya bahan pertimbangan lain, seperti berikut:

  • Membeli dari kawan

Saya kira membeli kamera dari kawan adalah pertimbangan pertama yang paling tepat. Biasanya kawan tak pernah menipu, kalau yang menipu ya berarti bukan kawan. kamu jangan salah mengartikan, hehe

  • Riset harga pasaran

Mencari tahu harga di pasaran dari kamera bekas yang akan dibeli. Jangan sampai kita membeli terlalu mahal dari harga pasaran.

  • Membeli kamera DSLR bekas dengan umur di bawah 5 tahun dari tahun produksi

Seperti yang sudah disinggung di atas, barang elektronik punya batas waktu pakai. Walaupun harga jualnya hanya satu juta, tapi kamera hanya bisa dipakai setahun saja dengan kualitas gambar yang tidak terlalu bagus, tetep sayang kan uangnya.

  • Melihat latar belakang penjual

Ini juga salah satu pertimbangan penting, latar belakang penjual sangat menentukkan kualitas kamera. Membeli kamera dari ibu-ibu yang ga ngerti kamera dengan membeli dari fotografer profesional pasti beda kan.

  • Bertanya mengapa penjual menjual kameranya

Terkadang ini persoalan sepele, tapi ada baiknya ditanyakan juga. Jawaban pengen upgrade kamera dengan jawaban dijual karena butuh uang, ini juga membedakan kualitas kamera.

  • Memastikan riwayat kamera

Ini adalah pertanyaan penting, riwayat kamera ini terkait sudah berapa lama penjual menggunakan kamera, digunakan untuk kegiatan apa saja, kamera ini sudah berapa tangan yang menggunakan dan lain-lain

  • Periksa detil kecacatan kamera

Jangan lupa untuk memeriksa detil kecacatan kamera, misalnya batrenya sudah drop atau belum, goresan-goresan yang ada di badan kamera, lensanya sudah terlihat jamur atau belum.

Nah, semoga bisa membantu kamu bagaimana mempertimbangkan pemilihan kamera, terutama kamera bekas selain dari sc.