Merespon Meja Makan
Salah satu hal utama yang perlu dikembangkan oleh fotografer adalah naluri mengeluarkan kamera di sejumlah kesempatan ketika menemukan objek menarik, misalnya, saat makan atau nongkrong di kafe bersama teman atau keluarga. Mengapa begitu? Bagi saya, hidangan di meja makan adalah salah satu objek menarik untuk dipotret. Saya kira, 90 persen dari kamu-kamu pasti suka motret makanan yang dihidangkan, terutama di restoran atau kafe yang asyik sebelum dinikmati rasanya. Ga percaya, coba cek media sosial kamu, path, istagram, atau facebook, pasti bakal nemu tuh satu atau dua foto soal sajian makanan atau minuman enak.
Foto makanan atau minuman yang asyik seringkali membuat kita kagum sama keindahan dekorasinya atau rasa enak dari sajian itu. Mungkin gara-gara itu, sajian kuliner selalu menjadi objek menarik untuk dipotret.
Untuk memotret kuliner sebetulnya agak gampang-gampang susah. Kalau kamu ada di restoran atau kafe yang mempunyai tata lampu yang menarik, bisa dipastikan foto-foto kuliner kamu bakal bagus. Tampilan hidangan yang juga menarik membuat hidangan itu bagus dipotret walaupun diambil dari beberapa angle, kurang lebih seperti perempuan cantik lah, mau dipotret dari arah mana pun tetep cantik. Dua hal itulah yang menurut saya, kuliner sangat mudah dipotret.
Namun, sebaliknya, kamu juga mesti berhati-hati jika restoran yang kamu kunjungi tata lampunya kurang mendukung. Akan sangat sulit sekali memotret kuliner menjadi lebih bagus, apalagi ditambah dekorasi kulinernya kurang menarik.
Saya coba kasih beberapa referensi foto kuliner yang saya ambil beberapa waktu lalu. Saya akan mulai dari makanannya dulu. Makanan pertama adalah, sop ikan sabang, ini diambil dari restoran kopi oey yang berlokasi di jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Lihat di bagian tengah, ada sayuran yang membentuk karakter hati, menurut saya sih unik. Saya tertarik sama bentuknya yang menggugah selera, kuah panas dengan campuran nanas yang dicampur dengan rasa pedas dari cabe rawit. Rasanya sedahsyat tampilannya, enak dan membuat badan segar. Kalau kata Pak Bondan, pemilik resto ini “Maknyus”.
Makanan yang kedua adalah sajian penutup panekuk yang disajikan dengan eskrim yang berlumuran coklat dingin.
Pengambilan foto dengan jarak dekat, menyebabkan karakter panekuk dan eskrimnya menggairahkan, waduh, nikmatnya memang tiada tara.
kita bisa foto sajian ini di restoran blueberry pancake di lantai dasar hotel tjipta yang berlokasi di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Tepatnya di depan jalan Jaksa.
Sajian lainnya adalah eskrim cup yang terdapat di restoran di kawasan kota, Jakarta Utara. Eskrim yang sederhana, namun jika dipadu-padankan dengan latar belakang meja yang berkarakter seperti ini, membuat tampilan eskrim lebih menggairahkan.
Selain makanan, minuman juga mempunyai tampilan yang tidak kalah menarik, seperti ini misalnya.
Saya kira, sajian-sajian kopi yang dibentuk seperti sudah menjadi tren di kalangan penikmat kopi, para barista juga seringkali menampilkan kopi seperti ini.
Saya memotret dari jarak dekat, karena karakter hati pada inti kopi tersebut sangat kuat, sehingga jika dipotret secara dekat, hati yang sangat menonjol pada sajian ini perlu diekspos besar-besar. Kecantikan bentuk hati tersebut, sayang untuk tidak diindahkan.
Karakter yang bisa kita ekspos besar-besar juga bisa kita temukan pada hiasan atau garnis sebuah minuman. Seperti ini misalnya, hiasan daun mint yang diletakan di atas es, menambah sajian minuman itu menjadi lebih segar.
Alasan saya memotret bagian garnis ini sebetulnya tidak hanya karena garnisnya yang menarik, namun gelas tempat penyajiannya kurang menarik. Nah, maksud saya jika kita menemukan situasi yang serupa, dari pada foto kita tidak menarik, carilah salah satu bagian yang paling menarik dari objek foto kita.
Pada situasi yang lain, justru sebuah objek foto akan terlihat lebih berkarakter ketika dipadu-padankan dengan elemen lain.
Seperti pada teh ini, objek justru lebih bagus dilihat ketika saya menambahkan meja yang flat menjadi aksen dari secangkir teh itu sendiri. Dengan penambahan meja itu, tampilan teh menjadi terlihat lebih elegan. Ya paling tidak, menurut saya lah.
Objek lain yang tidak kalah menarik, kadang muncul dari pelengkap sajian kuliner. Seperti objek yang saya foto ini.
sebetulnya, objek ini adalah tempat menyimpan sendok dan garpu, tapi karena bentuknya yang menarik, gatal rasanya tangan saya kalau objek secantik ini tidak saya foto.
Kalau kamu pengen motret juga, kamu bisa kunjungi restoran yang menyajikan pempek terenak di Jakarta, yaitu restoran cawan putih yang berlokasi di jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Dalam tulisan ini, saya memacu kamu untuk tidak malas mengeluarkan kamera saat sedang makan. Cobalah bereksperimen dengan objek makanan, tapi jangan kelamaan ya eksperimennya, nanti malah makanannya dingin dan ga enak disantap, disesuaikan saja. Dan biasanya, beberapa restoran justru akan memberikan penghargaan pada fotografer yang mengunggah sajian kulinernya di media sosial. Lumayan kan, gara-gara motret makanannya, kita dapet makan gratis.