Fotografi dari Kamera HP #7

Sayang untuk dilewatkan

Dalam sesi ini saya akan bahas berbagi pengalaman liburan melalui foto. Pada dasarnya berbagi pengalaman melalui foto, saat ini sudah menjadi kebiasaan kita. Punya pengalaman menarik apa, kemudian dipotret dan dikasih tau sama orang banyak. Bentuk berbagi-baginya pun macam-macam, ada yang memperlihatkan langsung pada teman atau keluarga, ada pula yang mengunggah melalui media sosial. Macam-macam, tapi maksudnya sama.

Foto yang saya maksud kali ini, bisa foto apa saja yang diambil saat liburan. Bisa foto keluarga, foto pemandangan, foto gedung berarsitektur indah, foto suasana liburan di tempat liburan atau apapun. Yang penting, foto tersebut menarik dan menurut kamu bisa dilihat dan dinikmati orang, paling tidak, bisa dinikmati orang-orang sekitar kamu.

Untuk berbagi dimanapun terutama di area publik, seperti media sosial misalnya, kamu perlu perhatikan aturan sedikit. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, kita mesti hormati sedikit, bisa bahaya soalnya.

Untuk sekarang, saya akan bagi sedikit pengalaman saya waktu pulang kampung ke Bandung. Kota kecil yang dahsyat. Foto-foto ini saya ambil ketika saya mau pulang ke rumah dari arah Dago. Tak sengaja saya lewat jalur alun-alun. Wah, saya pengen santai-santai dulu deh, sambil nunggu macet. Saya parkir tepat di samping gedung asia afrika, tak jauh dari kantor pusat surat kabar pikiran rakyat.

Begitu keluar, saya langsung melihat Hotel Savoy Homan. Hotel klasik yang kerap digunakan petinggi negara saat menggelar konferensi asia afrika.

Dari Hotel Savoy lanjut ke arah alun-alun Bandung. Jalan kaki saja, jaraknya cukup dekat ko. Jalan sedikit di seberang jalan bisa kita temui museum konferensi asia afrika, di sini berderet tiang-tiang bendera. Boleh lah dipotret low angle, backgroundnya langsung langit.

Jalan lagi sedikit, kita akan temukan pintu utama gedung asia afrika. Pintunya tapi dibuka untuk acara-acara khusus saja. Namun, meski ditutup, pesonanya tetap dimanfaatkan untuk foto-foto selfie dan grup.

Berjalan lagi sedikit kita akan temukan masjid agung. Wah, kali ini arsitekturnya ada perubahan di mana-mana. Kang emil memang piaway memoles bangunan menjadi enak dipandang dan dijadikan tempat rekreasi. Di antara masjid itu diletakkan pilar mirip benteng atau gerbang masuk, cantik ya kalau dipadukan sama pilar utamanya.

Tak jauh dari situ, tepatnya sebelah masjid agung, ada pertokoan jaman dulu yang cukup bersejarah. Dibikin siluet, asyik sepertinya.

Di seberang pasar klasik ada bangunan jadul yang kini digunakan untuk kepentingan perbankan. Lupa nama gedungnya apa, tapi aduhai kalau kita potret keseluruhan. Karakter dari gedung itu memang sangat kuat. Paling cihuy kalau kita potret dari atas, kebetulan ada jembatan penyebrangan.

Di jembatan penyebrangan, diam dulu sejenak, liat kiri kanan wah ternyata ada yang asyik. Ini potret jalanan tidak biasa. Jalanan ini sangat beraejarah, inilah salah satu ruas jalan yang menjadi saksi bisu kekejaman pemerintah kolonial belanda saat jaman penjajahan. Ini adalah jalan yang menghubungkan wilayah banten hingga jawa timur, atau dikenal jg jalan anyer panarukan

Nah, asyik kan berbagi pengalaman melalui foto, mudah-mudahan tulisan ini semakin membangkitkan semangat kamu buat motret, selamat mencoba.