Fotografi dari Kamera HP #10

Eksperimen Saat Jalan Pulang

Untuk tulisan sekarang, saya ingin mendorong kepekaan kamu dalam melakukan fotografi. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kalau memotret tidak melulu harus di tempat-tempat indah. Di tempa-tempat yang rutin kita tempati atau kunjungi juga dapat memberikan suasa berbeda di foto kamu.

Nah, berikut ini saya akan ajak kamu untuk merespon jalan pulang, baik pulang dari kantor, dari kampus atau dari sekolah. Bisa juga pulang dari rumah saudara atau sepulang belanja di pasar, mau tradisional atau modern pada dasarnya mempunyai karakter yang mirip.

Saya akan contohkan beberapa foto hasil potretan saya ketika dalam perjalanan pulang dari kantor. Pertama-tama yang harus kamu perhatikan tentu saja hati-hati saat mengeluarkan kamera kamu, karena di perjalanan, terutama di Jakarta mesti ekstra hati-hati sama tangan jahil pencopet. Rese banget deh kalau udah kecopetan, jadi hati-hati ya. Dan, yang paling penting, jangan sampai lupa batre kamera mesti terisi, sayang aja ketika melihat suasana yang cantik tak bisa dipotret karena abis batre, apes itu namanya.

Rute perjalanan saya dari kantor menuju rumah, saya selalu di arah jalan Thamrin ke arah stasiun Sudirman, atau bisa juga melalui jalan Kebon Sirih menuju stasiun Gondangdia. Kita lihat ada apa aja ya?

Sebelum pulang, saya sesekali suka nongkrong di tempat parkir kantor sore-sore, wah ternyata langit sedang sangat aduhay. Tak berpikir lama, saya langsung keluarkan kamera hp, ambil lansekap gedung-gedung perkantoran dengan latar belakang langit biru. Lumayan bikin puas deh.

Jalan pulang ke arah stasiun Gondangdia, ada beberapa ruas jalan yang di dalamnya sedang melakukan proyek pembangunan sebuah gedung. Pas mampir, saya tepat berada di bawah gedung tersebut, begitu melihat ke atas, wah terlihat menarik, ini jenisnya seperti foto repetisi atau pengulangan bidang awal sampai akhir, bisa kita lihat kontstruksi lantai pertama hingga ke atas nyaris mirip konstruksinya. Ditambah dengan crane yang berada di depannya, membuat pemandangan jadi lebih unik, sayang buat dilewatkan ya?

Sesampai di Gondangdia, sambil duduk saya melihat ke arah jam 12, awalnya cuma iseng-iseng motret karena ga ada yang bisa dikerjakan selama nunggu kereta datang. Setelah motret langsung diedit di instagram, walhasil jadi seperti ini.

Kesorean di Gondangdia akhirnya gelap juga, karena stasiun berada di lantai 3 atau 4, jadi kita bisa melihat ke bawah. Ini juga pemandangan yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Tanpa pikir panjang, jepret lagi.

Nah, itu kalau saya lewat jalur kebon sirih, kalau saya lewat Thamrin ke stasiun Sudirman, pasti saya lewat Bundaran HI. Tempat ini memang pusat kota yang selalu dijadikan objek foto bagi semua kalangan fotografer. Saya yakin 99 persen di antara kamu yang pernah mengunjungi Bundaran HI pasti pernah motret tempat ini.

Di tempat ini, ada banyak spot yang bisa kita gunakan untuk mengambil foto, misalnya jembatan darurat yang dibuat untuk antisipasi penyebrang dari arah Plaza Indonesia ke arah Wisma Nusantara atau sebaliknya.

Dikatakan darurat, karena sebelumnya jembatan berdiri tepat di atas Halte Plaza Indonesia, jadi sementara dipindahkan karena sedang ada pembangunan jalur MRT di Jakarta.

Dari Jembatan ini, kita bisa melihat muka Bundaran HI dari atas, ini juga kerap digunakan fotografer-fotografer untuk mengabadikan Bundaran HI. Tapi saya melaihat ke arah lain, yakni kesibukan para pekerja proyek pembangunan jalur MRT. Ditambah aksen lampu-lampu dari kendaraan yang tengah macet.

Jika beruntung, kamu akan melihat kegiatan-kegiatan dadakan yang digelar di Bundaran HI. Saat itu saya bertemu dengan komunitas yang peduli dengan buruh migran. Mereka tengah berdemo, dan epik sekali karena menggunakan aksen lilin dalam aksi unjuk rasa mereka. Beruntung sekali deh.

Sampai di Stasiun, ya udah lah ambil semua kegiatan deh, apa aja yang ada langsung sikat.

Saat menunggu.

Saat dalam ruangan.

Saat transit.

dan lain-lain.. pokoknya kreatif aja merespon setiap kesempatan ya. Silahkan berkreasi saja sama kamera kamu, apapun merknya.

Fotografi dari Kamera HP #8

Antara Siluet dan Bokeh

Hari ini saya akan kasih kamu teknik memotret siluet dan bokeh. Wah, mahluk apa nih? Caranya tidak sesulit namanya ko, santai saja. Mari kita mulai dari siluet.

Untuk siluet, saya kira kemaren sempat disinggung ya. Sederhananya, bagaimana kita memotret objek tapi terlihat seperti bayangan, jadi cahaya background atau latar belakang jauh lebih terang daripada objeknya.

Nah, pertanyaannya bagaimana cara membuatnya? Karena kita menggunakan kamera dengan semua fitur yang diset otomatis, maka membuat gambar seperti ini punya tantangan tersendiri. Apabila kamu set fitur kamera secara manual sebetulnya lebih mudah. Tapi kita konsisten di otomatis saja ya.

Cara membuat siluet dengan fitur otomatis, fotografer harus mencari background dengan cahaya yang sangat terang. Kalau kurang terang, seperti ini jadinya.

Nah gagalkan? Cahaya di objeknya masih relatif terang, sehingga tekstur objeknya keliatan. Mengapa bisa begitu, kamera dengan fitur otomatis pasti diafragma, shutter speed dan isonya akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan pada objek, oleh sebab itu objek masih terlihat terang.

Saya menggunakan objek tangan jadi biar kamu mudah mengira-ngira jaraknya ya. Nah kalau menggunakan background yang sangat terang, kamera dengan fitur otomatis pun tetep kalah. Sehingga efek siluet bisa diperoleh. Cahaya terang itu bisa dari matahari atau lampu yang terang banget, antara 40 watt ke atas. Nah seperti ini lah kira-kira.

kalau masih kurang puas, kamu bisa edit sedikit, seperti ini

Teknik selanjutnya membuat bokeh, pengertian sederhananya bokeh adalah membuat gambar background menjadi blur atau tidak fokus. Kurang lebih seperti gambar di bawah ini.

Gambar tersebut memperlihatkan perbedaan yang tegas antara objek dengan background. Perbedaan itu ditunjukkan dengan titik fokus pada objek dan backgroundnya. Objek dibuat fokus atau gambarnya jelas, sementara untuk background dibuat sengaja blur.

Lagi-lagi untuk kamera dengan fitur yang diset secara otomatis, teknik seperti ini gampang-gampang susah. Karena shutter speed, iso dan diafragma saling menyesuaikan. Untuk itu, cara yang paling mudah, pastikan cahaya pemotretan cukup terang.

Untuk mencontohkan caranya, saya gunakan barang yang ada di tempat makan ya, biar gampang mengikutinya. Gambarnya seperti ini misalnya.

Sudah kelihatan bedanya? Saya perbesar ya biar lebih jelas.

Untuk membuat seperti ini, kita harus memerhatikan beberapa hal. Pertama, pencahayaan, lalu jarak antara objek dengan background dan titik fokus sebaiknya manual.

Mari kita set dulu titik fokus pada kamera kamu, kalau pake hp atau kamera saku set titik fokus pada setingan touch focus. Mengapa harus begitu, fitur tersebut akan memudahkan kita menentukan objek utama. Seperti ini.

Gambar titik fokus..

Lalu menentukan jarak antara objek dan backgroundnya. Kurang lebih pastikan antara jarak antara objek dengan background sekitar 60 centimeter hingga 1 meter. Ini jarak ideal minimal. Di atas satu meter juga tidak apa-apa, tapi jangan di bawah 60 centimeter, karena untuk kamera otomatis yang relatif berlensa biasa agak sulit memotret dengan teknik ini.

Dengan jarak ini, memungkinkan kamera untuk membedakan objek yang difokuskan dengan yang tidak difokuskan, seperti ini hasilnya.

Nah, mudah-mudahan bisa membantu, silahkan mencoba.